Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keluar dari UE, Inggris Akan Kehilangan Power

LONDON - Inggris dinilai akan mencederai posisinya di mata dunia dan kehilangan peluang kerja sama perdagangan lebih besar jika tetap mengacuhkan Uni Eropa dan bersikeras memilih keluar dari blok 28 negara tersebut.

LONDON - Inggris dinilai akan mencederai posisinya di mata dunia dan kehilangan peluang kerja sama perdagangan lebih besar jika tetap mengacuhkan Uni Eropa dan bersikeras memilih keluar dari blok 28 negara tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy dalam sebuah pidato di London, Rabu (18/9). Menurutnya, negara dengan ekonomi sekelas Inggris akan mengalami kerugian paling besar jika bertindak sendiri di kancah global.

“Cakupan komersial Inggris, militer, serta pengaruh diplomatisnya hanya dapat disamai oleh beberapa negara saja. Dengan bekerja secara bersama-sama, Inggris dapat menjadi pemenang," ujarnya seperti dikutip Bloomberg hari ini, Kamis (19/9/2013).

Untuk negara seperti Inggris, lanjutnya, Eropa bukanlah sebuah peredam, tapi justru sebuah megaphone jika suara Inggris ingin didengar dunia.

Prospek pengunduran diri Inggris dari aliansi Eropanya bergerak selangkah lebih maju pada Januari, ketika Perdana Menteri David Cameron berjanji untuk menunda referendum keanggotaan UE-nya sebelum akhir 2017.

Janji Cameron untuk menegosiasikan perjanjian baru bagi Inggris di Eropa dan untuk membendung pengaruh UE telah membuat geram negara lain di blok tersebut. Inggris juga menuai kecaman dari mitra mereka di Amerika Serikat dan Jepang.

Kebijakan Cameron dinilai sebagai upaya untuk menenangkan pengaruh anti-UE dalam tubuh Partai Konservatif pimpinannya. Dia juga berupaya melawan ancaman dari Partai Independen, yang menuntut keluarnya negara Ratu Elizabeth II itu dari UE.

Dalam sebuah jajak pendapat untuk pemilihan umum 2015 di Inggris pekan ini, Partai Konservatif menduduki posisi kedua setelah Partai Buruh dengan perbandingan 3:4. Sementara itu, Partai Independen meroket ke posisi ketiga.

Van Rompuy bukan satu-satunya pejabat senior Eropa yang memperingatkan dampak keluarnya Inggris dari UE. Pekan lalu, Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso memperingatkan posisi Partai Konservatif akan goyah pada pemilihan Parlemen Eropa tahun depan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper