BISNIS.COM, PEKANBARU— Sebagian masyarakat Riau merasa dikucilkan dan mengaku kecewa karena pesta demokrasi pemilihan gubernur yang berlangsung Rabu (4/8) tidak menjadi perhatian televisi nasional, terlebih tidak ada perhitungan cepat (quick count) yang digelar lembaga survei, seperti pelaksanaan pilkada di provinsi lainnya.
Perhitungan suara hasil Pilkada Riau yang diikuti lima pasangan calon gubernur ini dilakukan secara manual atau real count oleh KPU Riau, dan oleh tim sukses masing-masing calon. Akhirnya, hingga sehari setelah pelaksanaan pilkada, belum diketahui siapa jawara yang akan memimpin Riau untuk periode 2013-2018 mendatang karena masing-masing tim mengklaim meraih suara unggul.
“Tidak seperti biasanya, kalau pilgub yang digelar di Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara dan seperti yang baru-baru ini digelar di Jawa Timur, masyarakat Indonesia bisa menyaksikan langsung melalui televisi nasional. Tapi tidak dengan Riau," ujar Zamzami, warga Pekanbaru.
Dia mengaku bigung karena tidak adanya hasil hitung cepat atau quick count di media online dan televisi yang bisa dijadikan patokan pilgub Riau yang diikuti lima pasang calon gubernur dan calon wakil gubernur Riau. Maka, lanjutnya, wajar masyarakat Riau merasa dikucilkan. Padahal, Riau salah satu daerah dengan penyumbang pajak besar bagi negara karena memiliki kekayaan alam yang melimpah seperti bidang migas, kemudian berdirinya dua perusahaan raksasa nasional penghasil kertas dan perkebunan sawit 2,2 juta hektare.
"Orang nasional hanya perlu berbicara soal Riau kalau ada perlunya saja, tidak untuk pemilihan kepala daerah Riau yang terkesan seperti dikucilkan tanpa memiliki arti apa pun," katanya kesal.
Ketua KPU Riau Tengku Edy Sabli mengatakan Pilkada Riau tidak menggelar quick count bukan karena ada masalah anggaran atau kendala lainnya, melainkan perhitungan cepat itu memang bukan merupakan suatu kewajiban.
"Ngga ada kewajibannya [untuk menggelar quick count]," ujarnya.
Pilkada Riau pada 4 September kemarin juga berbarengan dengan Pilkada Ulang Sumsel. Berbeda dengan Riau, salah satu televisi nasional menyiarkan hasil hitung cepat Pilkada Sumses sehingga semakin membuat masyarakat Riau merasa dipinggirkan.
Sementara itu, masing-masing tim sukses yang melakukan hitung cepat sendiri mengklaim mengantongi suara terbanyak. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Riau nomor urut 1 yaitu Herman Abdullah-Agus Widayat mengklaim mereka unggul sementara dengan persentase 38,14%.
Berdasarkan data yang dihimpun di media center di kubu Herman-Agus, posisi suara pada Rabu malam adalah pasangan Herman-Agus berada di posisi teratas dengan persentase 38,14%. Selanjutnya, pasangan Achmad-Masrul Kasmy di posisi kedua dengan persentase 23,53%. Di posisi ketiga, ada pasangan Annas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman dengan 21,3%.
Pasangan Jon Erizal-Mambang Mit ada di posisi keempat dengan suara 9,85%, sedangkan di posisi terakhir ada pasangan Lukman Edy-Suryadi Khusaini dengan 7,18%. Hasil perhitungan suara sementara ini dihimpun dari 224.461 suara atau sekitar 12% suara sah dari jumlah keseluruhan. Metode perhitungan suara yang dilakukan oleh kubu Herman-Agus sama dengan kubu Achmad-Masrul, yakni riil count atau perhitungan langsung dari laporan saksi di setiap TPS
Kubu Demokrat juga mengklaim jaogannya yang menang. Hasil riil count Partai Demokrat menyatakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor 4 yaitu Achmad dan Masrul Kasmy unggul sementara dengan perolehan suara mencapai 44,13%. Pasangan Achmad-Masrul diusung oleh Partai Demokrat dan PBR.
"Dari suara yang masuk ke kami, sampel yang kami ambil dari semua Provinsi Riau, kami unggul. Memang ini baru 3% suara yang masuk, tapi kami berharap ini terus bertahan seperti ini," ujar Sayed Abubakar, Sekretaris Badan Kehormatan Partai Demokrat Provinsi Riau. (vea/K18/K19)
Berikut kelima pasangan cagub-cawagub Riau selengkapnya adalah:
1) Herman Abdullah-Agus Widayat
2) Annas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman
3) Lukman Edy-Suryadi Khusaini
4) Achmad-Masrul Kasmy
5) Jon Erizal-Mambang Mit