BISNIS.COM, PEKANBARU- Penerapan ekohidro dalam pengelolaan tanaman akasia yang dilakukan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Semenanjung Kampar, Provinsi Riau dinilai memberikan dampak positif terhadap pengelolaan hutan pada lahan gambut terutama untuk penyerapan emisi gas karbon dan mengurangi risiko kebakaran hutan
Penilaian disampaikan oleh Tim MRV (measurement, reporting and verification) yang merupakan tim independen yang dibentuk oleh Kementerian Kehutanan dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan pengukuran, pelaporan dan verivikasi terhadap pengelolaan hutan tanaman industri (HTI).
Basuki Sumawinata Sekretaris Tim MRV mengatakan tujuan program MRV adalah untuk mendapatkan data dan bukti apakah pengelolaan hutan tanaman di lahan gambut melalui penerapan ekohido dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, lingkungan dan produktifitas hutan tanaman Akasia.
Tim MRV menyampaikan laporan hasil evaluasi dan verifikasi mereka yang dilakukan setiap 6 bulan sekali sejak pertengahan 2010 kepada Menteri Kehutanan melalui Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan (BUK).
Sejauh ini, hasil evaluasi dan verifikasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan ekohidro mampu menjaga ketinggian air secara optimal, baik di kawasan hutan tanaman Akasia, tanaman kehidupan karet dan kawasan konservasi.
“Sehingga hal ini dapat meminimalisir subsidensi atau penurunan gambut, emisi karbon, dan resiko kebakaran hutan. Ekohidro juga dapat meningkatkan produktivitas lahan dan pengelolaan kawasan secara berkelanjutan”katanya di Pekanbaru, Jumat (30/8).
Basuki menambahkan upaya yang dilakukan oleh RAPP juga akan dapat berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, terutama dari pengembangan tanaman kehidupan.
Dian Novarina, Deputy Director Sustainability RAPP menjelaskan bahwa sebagai pengembangan dari program MRV, Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) dan Himpunan Gambut Indonesia (HGI) telah menginisiasi dilakukannya beberapa diskusi diantara para pakar dan praktisi untuk mendiskusikan isu-isu terkait pengelolaan lahan gambut di Indonesia, seperti subsidensi, emisi dan penyerapan CO2, kedalaman gambut termasuk penerapan ilmu dan teknologi untuk memperbaiki pengelolaan lahan gambut.
“Salah satu rekomendasi dari diskusi yang ke-5 adalah penerapan remote sensing atau penginderaan jauh dan teknologi georadar untuk menduga cadangan karbon di lahan gambut. Bila radar adalah untuk menduga cadangan karbon di atas permukaan tanah, maka georadar adalah pendugaan cadangan karbon di tanah dan di bawah tanah,” ujarnya.
Penggunaan teknologi radar untuk pendugaan stok karbon diharapkan dapat memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat dan mengurangi perdebatan diantara banyak pihak. Meski demikian, tentunya teknologi ini perlu di-uji coba dengan pengukuran di lapangan”, kata Dian.