Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk pertama kalinya angkat bicara soal aktivitas 'sweeping' Front Pembela Islam (FPI) yang kerap meresahkan masyarakat.
Usai acara buka puasa bersama PT Pertamina (Persero), SBY menggelar jumpa pers untuk memberikan pernyataan tentang peristiwa bentrokan antara anggota FPI dengan masyarakat di Kendal, Jawa Tengah.
Presiden menegaskan Indonesia adalah negara hukum. Oleh karena itu, pemerintah tidak akan membiarkan aksi kekerasan dan main hakim sendiri oleh elemen masyarakat apapun, termasuk FPI.
Polri dan penegak hukum lain diminta tegas menertibkan berbagai aksi kekerasan oleh sebagian kelompok untuk mencegah perpecahan dan benturan horizonal di tengah masyarakat.
"[Harus] dicegah elemen dari manapun juga, dan termasuk FPI melakukan tindakan kekerasan apalagi perusakan," kata SBY, Minggu (21/7/2013).
Kepala Negara mengatakan tindakan FPI di Kendal dan elemen lain yang melakukan tindak kekerasan yang mengatasnamakan Islam tidak mencerminkan nilai agama Islam.
Perbuatan-perbuatan tersebut, menurutnya, justu memalukan dan mencederai agama Islam.
"Islam tidak identik dengan kekerasan. Islam tidak identik dengan main hakim sendiri. Islam juga tidak identik dengan tindakan perusakan," katanya.
Presiden mengimbau masyarakat untuk tenang dan menahan diri selama Ramadan. Masyarakat diminta menyerahkan sepenuhnya penegakan hukum kepada aparat yang berwenang.
"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk patuh kepada hukum, saling menghormati di antara kita terlebih sekali lagi di bulan suci ramadhan ini."