Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Meroket: Mahalan Mana, Cabai Rawit atau Daging Sapi?

Bisnis.com, JAKARTA - Apa bedanya cabai rawit dan daging sapi? Cabai rawit pedas, daging sapi lezat.

Bisnis.com, JAKARTA - Apa bedanya cabai rawit dan daging sapi? Cabai rawit pedas, daging sapi lezat.

Lalu, apa persamaan cabai dan daging? Jika sebelum Ramadan, pertanyaan ini agak susah dijawab. Namun, kini pada saat puasa, pertanyaan itu mudah dijawab: harganya sama Rp120.000 per kg.

Jika sudah begini, siapa yang untung? Bukan petani, bukan pula konsumen. Yang untung, versi pemerintah, adalah para spekulan alias pedagang 'kagetan'.

Di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah harga cabai rawit menembus Rp120.000 per kilogram.

"Kaget juga ketika tahu harganya sampai Rp120.000 per kilogram, padahal tiga hari yang lalu harganya mulai turun dari Rp90.000 menjadi Rp80.000 per kilogram, sekaang ternyata naik lagi, bahkan sangat tinggi," kata Sari, pembeli di Pasar Keramat Sampit, Minggu (14/7).

Kenaikan harga yang sangat tinggi ini membuat kaget pembeli, bahkan ada yang akhirnya batal membeli cabai rawit. Mereka kaget karena kenaikannya sangat tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat.

Pedagang juga tampak tak kalah risau dengan harga cabai rawit yang naik tajam seperti sekarang. Rata-rata mereka hanya mempunyai sedikit stok untuk dijual karena takut harga akan kembali berubah dalam waktu singkat.

"Kami juga tidak berani beli banyak-banyak, takutnya nanti harga malah turun tajam, sehingga kami bisa rugi. Saat seperti ini memang sulit ditebak karena harga bisa naik-turun dalam waktu singkat. Makanya kami hanya membeli sedikit, sekadar melengkapi dagangan," ujar Ratmi, seorang pedagang setempat.

Menurut dia, harga cabai rawit yang terbilang cepat berubah tersebut sangat bergantung pada pasokan dan stok di tingkat agen atau pedagang besar. Jika pasokan berkurang sehingga stok menipis, atau pasokan tidak bisa mengimbangi tingginya permintaan, maka biasanya harga akan langsung naik.

Kondisi ini tidak lepas dari masih tergantungnya Sampit pada pasokan barang dari daerah luar. Seperti cabai rawit, kata dia, Sampit masih tergantung pasokan dari Pulau Jawa dan Banjarmasin karena panen cabai lokal masih sangat sedikit.

Pedagang berharap pasokan bisa lancar memenuhi besarnya permintaan, sehingga harga tidak lagi melambung. Pasalnya dengan tingginya harga cabai rawit saat ini, pedagang juga tidak terlalu diuntungkan karena daya beli masyarakat malah menurun sehingga omzet dan keuntungan juga merosot.

Saat ini untuk menyiasati agar masyarakat tetap bisa membeli cabai rawit, pedagang menjualnya dalam bungkusan-bungkusan kecil. Satu bungkus dengan berat satu ons dijual Rp 12.000, sedangkan satu bungkus dengan berat setengah ons dijual Rp 6000.

Daging Sapi

Harga daging sapi di Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, mencapai Rp120.000 per kilogram, atau mengalami kenaikan Rp20.000 dari pekan sebelumnya.

"Harga daging sapi sebelumnya Rp100 ribu per kilogram," ujar Siti, pedagang daging di Pasar Pemda Waykanan di Blambanganumpu, Minggu (14/7).

Selain sedikit pasokan, penyebab kenaikan harga daging sapi, menurut Siti, adalah permintaan masyarakat akan komoditas itu yang tinggi.

"Kenaikan nilai jual daging sapi dimulai sejak harga bahan bakar minyak bersubsidi dinaikkan," ujar Siti yang mengaku biasa mengambil pasokan daging sapi dari Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur) Provinsi Sumatra Selatan.

Kenaikan harga daging sapi itu membuat masyarakat setempat mengharapkan harga komoditas itu bisa turun kembali harganya.

"Supaya masyarakat kecil bisa menjangkau dan tetap mengkonsumsinya," ujar Yumiati, warga Blambanganumpu.

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Waykanan pada September 2012, populasi sapi di daerah yang dicanangkan sebagai "Bumi Petani" itu sebanyak 35.542 ekor atau naik 35.542 ekor dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, seperti dialami Siti, sejumlah pedagang bakso dari daerah yang pada 2015 menargetkan swasembada daging sapi untuk meningkatkan pendapatan peternak serta konsumsi protein hewani bagi masyarakat daerah ini, justru mengaku membeli daging sapi dari Martapura Sumatra Selatan.(Antara) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper