Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AIRPENI PRATAMA Tekan Rugi Bersih Menjadi Rp720,1 Miliar

BISNIS.COM, JAKARTA-Emiten transportasi laut, PT Airpeni Pratama Ocean Line Tbk menekan rugi bersih sepanjang 2012 hingga 65,14% menjadi Rp720,1 miliar dari posisi rugi bersih perseroan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,07 triliun.Berdasarkan laporan

BISNIS.COM, JAKARTA-Emiten transportasi laut, PT Airpeni Pratama Ocean Line Tbk menekan rugi bersih sepanjang 2012 hingga 65,14% menjadi Rp720,1 miliar dari posisi rugi bersih perseroan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,07 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan Airpeni Pratama Ocean Line per 31 Desember 2012 yang dikutip Minggu (19/5/2013), kinerja emiten berkode saham APOL dalam menekan rugi bersih secara progresif tersebut, seiring dengan penurunan beban usaha dan beban operasi perseroan yang turun 39,36% menjadi Rp799,76 miliar.

Kendati demikian, untuk pos beban jasa sepanjang 2012 tercatat Rp1,65 triliun, naik tipis 6% dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,75 triliun.

Adapun pendapatan jasa perseroan sepanjang tahun lalu masih mengalami perlambatan dengan perolehan Rp1,18 triliun, turun 9,5% dibandingkan kinerja tahun sebelumnya Rp1,3 triliun.

Kinerja negatif APOL tahun ini sedikit tertolong oleh pendapatan keuangan perseroan yang naik signifikan menjadi Rp509,21 miliar dari Rp65,03 miliar pada tahun lalu. Keuntungan pembelian kembali utang yang mencapai 501,23 miliar menopang perolehan finance income APOL pada 2012.

Andrew Hardi Hanubrata, Direktur Keuangan Airpeni, sebelumnya mengatakan untuk tahun ini pendapatan diproyeksi bakal yang stagnan seiring bisnis perkapalan internasional yang masih lesu akibat ketidakpastian industri terkait adanya krisis global.
 
"Dulu sebelum krisis, Kapal Panamax bisa disewa US$20.000 sampai US$28.000 per hari. Sekarang sewanya hanya sekitar US$4.000 hingga US$7.000 per hari," kata Andrew.
 
Walau pendapatan stagnan, Andrew mengatakan pihaknya akan berusaha memperkecil kerugian usaha yang dialami perseroan. Adapun perseroan diharapkan dapat membalikan posisi rugi menjadi laba seiring dengan adanya peluang membaiknya krisis global.
 
Adapun proses rekstrukturiasasi yang sedang dijalani perseroan membuat anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) Arpeni terbatas. Dengan capex di bawah US$10 juta, yang diatur dalam perjanjian restrukturisasi, perseroan otomatis tidak bisa melakukan ekspansi bisnis. (mfm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper