BISNIS.COM, JAKARTA -- Sebuah batu berberat 40 kg dengan kecepatan 90.123 km per jam meluncur menghantam bulan.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, peristiwa tabrakan itu menciptakan kilatan cahaya dan meninggalkan kawah selebar 20 meter di permukaan satelit tunggal planet bumi itu.
Citra batu angkasa itu tertangkap oleh satu teleskop otomatis milik NASA yang bertugas memonitor bulan.
Setelah mengkaji rekaman- digital yang dibuat oleh salah satu teleskop untuk program itu, para ilmuwan memastikan bahwa batu itu berdiameter 0,3 meter. Ketika menabrak bulan, ledakan yang terjadi berkekuatan lima ton TNT.
Menurut para ilmuwan NASA, ledakan yang terjadi pada 17 Maret 2013 itu adalah yang terbesar sejak delapan tahun NASA mengamati tumbukan meteroid ke bulan.
Kilatan yang tercipta begitu terang sehingga siapapun yaang menyaksikan bulan ketika itu dapat melihat tumbukan dengan jelas tanpa teleskop.
"Batu itu meledak menjadi sebuah kilatan hampir 10 kali lebih terang dari apapun yang kami lihat sebelumnya," kata Bill Cooke dari Badan Lingkungan Meteorid NASA (MEO) di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall di Huntsville, Alabama, sebagaimana dikutip Reuters dan Antara, Sabtu (18/5/2013).
NASA mencatat sejauh ini telah ada 300 tumbukan meteoroid ke bulan.
Pada malam yang sama, kamera mendeteksi meteor yang tak biasa banyak sekali yang juga menuju atmosfer Bumi. Kebanyakan dari meteor ini sirna sebelum mencapai daratan Bumi.
Cooke yakin tumbukan di bulan dan hujan meteor 17 Maret lalu ke Planet Bumi berkaitan.
"Kami terus mencermati tanda kejadian ini, berulang tahun depan manakala sistem bumi-bulan melewati kawasan ruang angkasa yang sama," kata Cooke seperti dikutip Reuters. (ltc)
