BISNIS.COM, PEKANBARU--Taman Nasional Tesso Nilo –yang diresmikan 19 Juli 2004-- butuh perhatian. Areal hutan yang mencapai 38. 576 hektare itu, kini semakin menyusut setelah digasak oleh perkebunan kelapa sawit.
Dalam pemantauan Bisnis.com bersama Greenpeace dari pesawat berkapasitas 12 penumpang miliki Susi Air sepanjang hari ini, di kawasan itu, areal hutan tertebang terlihat di mana-mana. Bahkan kayu pohon yang ditebang masih terlihat tergeletak di area tersebut.
Tidak hanya itu. Sebagian areal terlihat masih menyisakan kayu dan areal hasil pembakaran. Bahkan, ada beberapa titik yang memperlihatkan berdirinya perkebunan sawit dan kawasan kosong yang semula merupakan hutan sisa Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
Perkebunan kelapa sawit tersebut diduga milik perusahaan hutan tanaman industri nasional. Termasuk jalan yang memotong kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo ini.
Dalam kurun satu dekade terakhir, setidaknya 46.960 hektare (ha) hutan kaya karbon dan habitat bagi satwa eksotis, gajah, dan harimau sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau musnah.
Berdasarkan analisis citra landsat, pada 2000 luas hutan di TNTN dan hutan produksi terbatas yang berada di sisinya, yang kemudian dijadikan areal perluasan taman nasional itu, masih mencapai 75.335 hektare.
Namun kini luas hutan pada taman nasional yang dikelola bersama dengan LSM asing tersebut tinggal 28.375 hektare.
Awalnya luas TNTN hanya 38.576 hektare berdasarkan Surat Keputusan Menhut No.255/Menhut-II/2004, lalu taman nasional tersebut kemudian diperluas menjadi 83.068 hektare dengan memasukkan areal hutan produksi terbatas yang berada di sisinya, berdasarkan SK No.663/Menhut-II/2009.
TNTN kemudian dikelola secara kolaboratif bersama LSM asing yang memiliki kantor pusat di Jenewa, Swiss itu.
Namun demikian kerusakan hutan TNTN, dari hasil pantauan Bisnis.com, semakin parah. Diperkirakan hutan alam di TNTN sudah hilang hingga 64%, sementara khusus pada areal perluasan, hutan alam yang hancur telah mencapai 83%.
Di taman nasional itu, kawasan yang masuk wilayah taman ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang terletak di Kabupaten Pelalawa dan Indragiri Hulu.
Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung , 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan dan 18 jenis amfibi di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.
Dari data WWF , puncak perambahan mulai meningkat tajam pada 2006 sekitar 14.164,85 hektare. Pada 2008 mencapai 14.704,06 hektare, paling luas pada 2009 mencapai 16.305,06 hektare. Hingga 2011 luas perambahan mencapai 52.266,50 hektare telah menjadi kebun kelapa sawit sekitar 36.353,50 hektare, tanaman karet capai 993.000 hektare.(msb)