SEMARANG – Setyo Heriyanto, Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan perkembangan pesat lembaga keuangan syariah tak ada artinya jika tak mampu menggerakkan sektor riil yang ada.
Menurutnya, sektor riil syariah perlu diciptakan dan merupakan sebuah kebutuhan yang mendesak. Jika ini dibisa dikembangkan, maka sistem ekonomi syariah di Indonesia bisa berkembang dengan pesat
Demikian pernyataan Setyo Heriyanto saat menyampaikan materi Workshop Nasional Majelis Ekononomi dan Kewirausahaan (MEK) yang diselenggarakan di Pusdiklat – BMT BUS Lasem – Rembang Jawa Tengah.
Dalam workshop bertemakan Masa Depan Koperasi Indonesia & menata Format sinergi BMT/BTM dengan Amal Usaha Muahammadiyah, Setyo menegaskan, untuk mengembangkan sektor riil syariah, Muhammadiyah bisa menjadi pelopornya karena memiliki banyak jaringan Amal Usaha.
Menurutnya itu merupakan potensi besar dalam mengerakkan sektor riil yang ada selama ini. Tinggal bagaimana instrumen keuangan syariah yang ada dikembangkan misalnya bersinergi dengan kekuatan ekonomi yang ada di Muhammadiyah.
“Saya rasa Muhammadiyah sebagai pelopor dalam menggerakkan sektor riil syariah,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Sabtu (26/1/2013).
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Abdullah Yazid mengatakan menggerakkan sektor riil syariah dilingkungan Muhammadiyah merupakan keharusan karena ingin agar umatnya terus maju dan sejahtera.
Hal ini, menurutya sesuai dengan amanah muktamar Muhammadiyah ke-43 di Aceh, yakni mengembangkan Badan Amal Usaha mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah dan memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan mengembangkan usaha-usaha milik anggota.
“Berdasarkan keputusan Muktamar Muhammadiyah itulah dikalangan Muhammadiyah terus terbentuk pengembangan kewirausahan dalam mendorong peningkatan ekonomi umat,”jelasnya.
Program pengembangan sektor riil di Muhammadiyah, lanjut Abdullah sudah merupakan amanah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hal ini tak lepas dengan realitas yang ada dimana Islam di Indonesia sangat terpinggirkan dari segi ekonomi.
Bayangkan 85% masyarakat Indonesia adalah umat Islam dari jumlah tersebut banyak yang masuk dalam garis kemiskinan. Maka dalam gerakan BMT atau BTM yang dijalankan Muhammadiyah terus berupaya bagaimana persoalan umat itu bisa teratasi.
Untuk mengatasi tersebut, Abdullah mengatakan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan terus melakukan konsolidasi dengan membangun sinergi bersama baik dengan lembaga keuangan syariah dan sektor riil yang ada di Muhammadiyah. (dot)
Foto: Google Image
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel