Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

TOKYO—Media Jepang hari ini, Senin (7/1/2013), mengabarkan pemerintah akan mengumumkan kebijakan stimulus fiskal hingga 12 triliun yen untuk menggenjot perekonomian yang menyusut.

 

Koran Yomiuri dan Kyodo News sama-sama mengabarkan belanja ekstra tersebut dalam tahun fiskal 2012 yang berakhir pada Maret 2013. Yomiuri mengatakan 5 triliun yen hingga 6 triliun yen akan diarahkan kepada proyek-proyek infrastruktur.

 

Kyodo News mengabarkan dana sebesar 4 triliun yen dialokasikan untuk proyek infrastruktur publik dan 2,6 triliun yen untuk pembayaran dana pensiun. Pada bulan lalu, Aso mengatakan para menteri harus menyerahkan permintaan anggaran ekstra pada 7 Januari 2013.

 

Penambahan anggaran belanja dapat membantu pemulihan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu dari resesi. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah berjanji untuk menggenjot  pertumbuhan dan mengakhiri deflasi.

 

“Skala anggaran ini menunjukkan bahwa pemerintahan Abe yang baru serius menstimulasi ekonomi. Ini sangat membantu dalam waktu dekat, tapi masalah jangka pendek dan panjang lah yang harus diatasi saat ini,” kata Masamichi Adachi, ekonom senior JPMorgan Securities.

 

Meskipun utang negara Jepang telah mencapai lebih dari dua kali lipat produk domestik bruto (PDB), Menteri Keuangan Jepang Taro Aso telah menyatakan tidak perlu memenuhi batas penerbitan obligasi baru untuk tahun fiskal ini yang ditetapkan mencapai 44 triliun yen.

 

Namun, menurut Direktur fixed income Barclays Plc. Chotaro Morita di Tokyo, penambahan anggaran hingga 12 triliun yen akan membutuhkan penerbitan obligasi tambahan hingga sekitar 8-9 triliun yen.

 

Perekonomian Jepang dapat dikatakan telah mengalami resesi mengingat pertumbuhan PDB yang disetahunkan telah turun dua kali berturut-turut pada kuartal II/2012 dan III/2012. Para ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi penurunan PDB lagi pada kuartal IV/2012.

 

Imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) Jepang berjangka 10 tahun naik setengah basis poin menjadi 0,84% pada Senin (7/1), tertinggi sejak 21 Agustus 2012, sedangkan yield SUN berjangka 30 tahun naik menjadi 2%, tertinggi dalam 13 bulan terakhir.

 

Saham-saham Jepang berjatuhan diwakili dengan turunnya indeks Nikkei 225 Stock Average setelah mencapai level tertinggi dalam 22 bulan terakhir pada 4 Januari 2013. Nikkei 225 turun 0,8% dan ditutup pada 10.599,01 di bursa Tokyo hari ini, Senin (7/1/2013).

 

“Pasar menunjukkan tanda-tanda overheating. Saya rasa yen mungkin akan tetap tertekan sampai gubernur Bank Jepang yang baru terpilih. Itulah salah satu alasan kenapa pasar masih overbought,” kata Hitoshi Asaoka, senior strategist Mizuho Trust & Banking Co.

 

Nilai tukar yen reli dari level terendahnya dalam 2,5 tahun terakhir terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mata uang Jepang itu menguat sedikitnya 0,4% terhadap semua mata uang utama.

 

“Yen sepertinya oversold. Namun, saya pikir tren pelemahan yen masih sangat kuat. Aksi kebijakan dapat menggenjot kembali penjualan yen,” kata Lee Hardman, strategist valas Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. (A. Puja R. Altiar/sut)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper