Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA EKONOMI JEPANG: Imbangi deflasi, pemerintah tambah stimulus US$9,4 miliar

TOKYO: Jepang memastikan segera mengucurkan stimulus tambahan sebesar 750 miliar yen atau US$9,4 miliar untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang tertekan oleh deflasi dan kebuntuan di pihak legislatif yang dapat mengancam penjualan surat utang negara

TOKYO: Jepang memastikan segera mengucurkan stimulus tambahan sebesar 750 miliar yen atau US$9,4 miliar untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang tertekan oleh deflasi dan kebuntuan di pihak legislatif yang dapat mengancam penjualan surat utang negara (SUN).

Menteri Perekonomian Jepang Seiji Maehara pada hari ini (26/10) mengatakan kebijakan ini diharapkan dapat menggenjot produk domestik bruto (PDB) sebanyak 0,1 poin persentase, tanpa menjelaskan periode pertumbuhannya.

“Jepang membutuhkan stimulus yang lebih besar karena perekonomian tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan, tapi sulit untuk anggaran lebih karena kebuntuan politik dan kondisi fiskal yang memburuk,” kata Kepala Ekonom Itochu Corp Yoshimasa Maruyama.

Pemerintah menyatakan dengan terhambatnya pengesahan anggaran oleh parlemen, dana tambahan tersebut akan dibiayai dari dana anggaran pemerintah dikresioner sebesar 400 miliar yen.

Selain dari dana bebas pakai dalam anggaran belanja tahun fiskal ini tersebut, sisa kebutuhan dana stimulus itu akan dibiayai dari anggara pemerintah daerah dan keuntungan dari subsidi teknologi efisiensi energi.

Kementerian Keuangan Jepang pada sore ini juga akan menemui para pedagang SUN untuk membicarakan jadwal pelelangan SUN. Namun, rencana penerbitan SUN masih harus mendapatkan persetujuan legislatif pada akhir bulan depan.

Pihak oposisi dalam parlemen telah menolak rencana pemerintah untuk meminjam dana sebesar 38,3 triliun yen pada tahun ini guna menutupi defisit. Mereka malah mendesak Perdana Menteri Yoshihiko Noda untuk menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu).

Pada pekan lalu, Menteri Keuangan Koriki Jojima mengatakan pemerintah berpotensi kehabisan dana pada akhir November jika anggaran tidak kunjung disahkan. Jepang kini menjadi negara dengan utang tertinggi di antara negara maju lainnya. (Bloomberg/arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Ahmad Puja Rahman Altiar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper