Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FITUR GADGET: Keamanan dalam aplikasi perangkat mobile diragukan

SINGAPURA: Banyak orang menggunakan perangkat mobile, aplikasi, layanan dan jaringan untuk menampilkan informasi pribadi dan profesional saat dalam perjalanan.

SINGAPURA: Banyak orang menggunakan perangkat mobile, aplikasi, layanan dan jaringan untuk menampilkan informasi pribadi dan profesional saat dalam perjalanan.

 

Namun, sebagian besar tetap skeptis akan keamanan proses ini dan memaksa penyedia layanan Internet bertanggungjawab melindungi data mereka.

Temuan Juniper Networks dari Trusted Mobility Index, yang dikutip dari situs zdnetasia.com, menyatakan ketika orang menggunakan teknologi seluler untuk bekerja dan bertransaksi pribadi, hanya 15% responden yakin perangkat mobile dan layanan mereka aman.

Sebaliknya, 63% berada di persimpangan jalan dan tidak tahu apakah pengalaman mobile mereka dalam menggunakan perangkat dan layanan itu aman. Survei ini melibatkan 4.037 pengguna perangkat mobile dan para pengambil keputusan teknologi dan informasi (TI) di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, China, dan Jepang Maret tahun ini.

Bahkan, isu keamanan ini membuat pengguna berencana meninggalkan teknologi. Sekitar 78% responden mengatakan akan berhenti menggunakan perbankan online, sementara 57% mengindikasikan akan berhenti menahan diri dari mengirim komunikasi pribadi melalui perangkat mobile mereka. Sekira 54% akan berhenti melihat catatan medis dan 52% tidak akan melakukan banyak pekerjaan.

Dalam ruang perusahaan, banyak karyawan menghindari kebijakan ponsel dari atasan mereka, dengan 41% responden menggunakan perangkat pribadi untuk bekerja tanpa izin resmi.

Pada gilirannya, kondisi ini memunculkan masalah manajemen yang kompleks bagi profesional TI. Kekhawatiran utama mereka yakni pelanggaran keamanan pada perangkat yang tidak mendukung.

Hampir sepertiga atau 30% dari semua pemimpin TI melaporkan bahwa perusahaan mereka telah mengalami ancaman keamanan sebagai akibat dari perangkat bergerak yang mengakses data perusahaan. Contoh ekstrim, China, dengan 69% dari pemimpin TI takut hal tersebut.

Ketika ketakutan akan keamanan atau pelanggaran terjadi, pengguna cenderung menyandarkan diri pada penyedia layanan untuk bertanggungjawab pada keamanan data mereka. Sekira 63% menunjukkan sentimen tersebut. Adapun, 38% suara memilih produsen perangkat dan 34% memilih penyedia perangkat lunak keamanan.(api)

 

 

>>> BACA JUGA :

Menhub Minta Asuransi Korban Sukhoi Rp1,25 Miliar per Orang

Top 5 Editors Choice Bisnis Indonesia


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper