Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

SURABAYA: Sebanyak 12 koperasi unit desa (KUD) di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, telah kolaps akibat tidak mampu bersaing dengan pelaku bisnis yang lain, di tengah beragamnya peluang usaha di tingkat kecamatan.
 
Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kab. Bondowoso Karsono menyebutkan di wilayah  setempat terdapat 23 KUD, yang merupakan bagian dari 631 unit koperasi yang tercatat di kabupaten tersebut.
 
Tetapi yang mampu melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT) hanya 11 KUD. Pelaksanaan RAT merupakan tolok ukur atas eksistensi koperasi.
 
Selebihnya, lanjut Karsono, sebanyak 7 KUD masih hidup, tetapi tidak mampu melaksanakan RAT. Sisanya bahkan telah kolaps.
 
“Tinggal separoh KUD di wilayah kami yang masih eksis dan menjalankan berbagai unit usaha di tingkat kecamatan antara lain KUD Jaya mampu memanfaatkan potensi usaha di tingkat perdesaan/kecamatan,” ujarnya kepada Bisnis  hari ini.
 
Namun, Karsono tidak menjelaskan langkah-langkah apa yang dilakukan instansinya guna mengupayakan kebangkitan kembali KUD yang tidak aktif.
 
Ketua I KUD Jaya Sjamsul Bahri mengakui peluang usaha yang bisa ditangani KUD masih cukup beragam, tetapi pengelola berbasis perdesaan itu dituntut meningkatkan profesionalisme dan mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada.
 
“Dulu, di era Orde Baru, dapat dikatakan pengurus KUD hanya duduk-duduk saja bisa dapat uang sebab memperoleh fasilitas dari pemerintah berupa penyaluran sarana produksi pertanian [saprotan] dan penyerapan gabah petani. Pada masa sekarang KUD harus inovatif,” ujarnya.
 
Sjamsul menambahkan sesudah dicabutnya fasilitas program pemerintah, KUD Jaya melakukan terobosan usaha agar tetap eksis antara lain mengoperasikan kios saprotan, menyewa lahan untuk budidaya sengon dan tebu, simpan pinjam, toko kebutuhan pokok sehari-hari, tebang muat tebu untuk dipasok ke Pabrik Gula Prajekan milik PT Perkebunan Nusantara XI.
 
Melalui terobosan usaha itu KUD Jaya yang berbasis di Sekarputih, Kab. Bondowoso, mampu melayani anggota sekaligus membukukan sisa hasil usaha (SHU) Rp46 juta pada 2011, yang merupakan kenaikan dibandingkan SHU pada 2010 senilai Rp37,6 juta. Tahun ini ditargetkan kenaikan SHU menjadi Rp60 juta.
 
“Kami setiap tahun memperoleh pendapatan miliaran dan membagi SHU kepada anggota. SHU-nya memang kecil, tapi kami bisa eksis dan melaksanakan RAT,” tutur Sjamsul. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Adam A. Chevny

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper