Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

PALU: Warga di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi mendesak Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Balai Taman Nasional Lore Lindu untuk menyelesaikan tapal batas.
 
Arlin G, warga Desa Tomado Kecamatan Lindu, mengatakan sebanyak 67 desa di sekitar Taman Nasional Lore Lindu memiliki masalah terkait dengan tapal batas taman nasional tersebut.  
 
"Di Desa Tomado yang dihuni 417 kepala keluarga atau sejumlah 4.550 jiwa, wilayahnya terdapat patok-patok tapal batas bahkan di lahan-lahan perkebunan mereka,” ujarnya hari ini.
 
Menurut Arlin, mereka sudah bertahun-tahun tinggal di wilayah Lindu, namun kemudian harus berhadapan dengan persoalan tapal batas yang baru di patok pada tahun 2011 yang sangat meresahkan warga yang sebagian besar adalah petani. 
 
"Terkait hal itu, kami mendesak DPRD Sulteng untuk menyelesaikan persoalan tapal batas dengan taman nasional agar jangan sampai persoalan ini terus menerus dihadapi oleh warga tanpa ada solusi yang jelas," ungkapnya.
 
Lembaga Bantuan Hukum Sulteng Ahmar Welang yang mendampingi masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan taman nasional mengatakan persoalan tapal batas sudah sejak lama ada dan tidak pernah jelas.
 
Dia meminta agar persoalan menyangkut tapal batas perlu ditinjau semua dulu. Persoalan tapal batas taman nasional ini tidak diselesaikan secara parsial karena sudah menahun.
 
”Kami butuh solusi, bila perlu membentuk tim, dan pemerintah mesti melihat masyarakat yang ada disana. Ada 67 desa tidak satupun yang sekarang selesai masalah tapal batasnya.” urainya.
 
Apa yang dituntut oleh warga tersebut juga mendapat dukungan pemerintah desa yang pada dasarnya mendukung apa yang ingin diperjuangkan oleh masyarakat Lindu terkait dengan pematokan tapal batas yang sedikitpun tidak pernah melibatkan masyarakat.
 
Mereka juga menyampaikan bahwa Bupati Sigi yang mereka temui beberapa waktu lalu menyarankan adanya penyesuaian tapal batas. "Apabila layak untuk dikelola, Bupati Sigi ingin mendorong agar wilayah itu bisa menjadi lahan produksi," ujarnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Mochammad Subarkah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper