Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUKU BUNGA PUAB mulai naik, antisipasi harga minyak

JAKARTA: Suku bunga pasar uang antarbank mulai naik seiring dengan ekspektasi kenaikan bahan bakar minyak. Lonjakan tersebut secara tidak langsung bakal memicu kenaikan bunga kredit perbankan dalam beberapa bulan ke depan.Berdasarkan data pasar uang,

JAKARTA: Suku bunga pasar uang antarbank mulai naik seiring dengan ekspektasi kenaikan bahan bakar minyak. Lonjakan tersebut secara tidak langsung bakal memicu kenaikan bunga kredit perbankan dalam beberapa bulan ke depan.Berdasarkan data pasar uang, suku bunga pada Jakarta Interbank Offered Rate (Jibor) meningkat menjadi  4,33% dari posisi pertengahan bulan lalu 4,11%. Peningkatan bunga terjadi sejalan dengan rencana kenaikan bahan bakar.“Jibor saja sekarang dari terendah 3,75% menjadi 4,19%. Trennya memang meningkat karena ekspektasi inflasi yang naik,” kata Destry Damayanti, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, kepada Bisnis, hari ini.Menurutnya, dengan ekspektasi inflasi yang kian meningkat, ruang untuk menurunkan suku bunga perbankan semakin terbatas. Bahkan suku bunga kredit cenderung naik, karena bank harus menutup biaya bunga dana.Dia menungkapkan fasilitas simpanan jangka pendek bank sentral juga sudah mulai naik dari lelang terakhir. Hal itu, sambungnya, berarti permintaan bunga pasar tinggi karena ekspektasi kenaikan inflasi.“Dari sisi inflasi sekadang sih sudah bottom, mulai April ini year on year inflation sudah di atas 4% terus,” ujarnya.Pernyataan Destry berbeda dengan apa yang disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad. Menurut Muliaman, ruang penurunan suku bunga kredit kedepan masih ada. Untuk itu, bank sentral akan terus mendorong tingkat suku bunga turun.“SBDK [suku bunga dasar kredit] telah mengalami penurunan tapi tidak sebesar apa yang kami harapkan,” ujarnya.Penurunan suku bunga pasar uang antarbank (PUAb) sebenarnya masih terjadi sepanjang Maret 2012 sejalan dengan melimpahnya kondisi likuiditas dan penurunan bunga acuan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.Berdasarkan Laporan Tinjauan Kebijakan Moneter kuartal I/2011, rata-rata suku bunga pasar uang antarbank pada Maret 2012 tercatat sebesar 3,76%, turun 79 poin dari rata-rata kuartal IV 2011.Tak hanya bunga pasar uang, bunga yang bertenor lebih besar dari overnight juga mengalami penurunan 78 poin—132 poin. Kondisi tersebut selain disebabkan oleh masih melimpahnya likuiditas perbankan juga dipengaruhi oleh kebijakan pelebaran koridor bunga dan penurunan BI Rate selama kuartal I/2012.Hingga kuartal I/2012, persepsi risiko di PUAB tetap terjaga. Persepsi risiko yang tercermin pada rata-rata selisih bunga PUAB tertinggi dan terendah tercatat stabil pada level 4 poin.Rentang yang rendah itu  mencerminkan kondisi likuiditas jangka pendek perbankan yang lebih baik, sehingga berdampak pada transaksi PUAB yang menurun.Rata-rata volume PUAB pada Maret 2012 tercatat Rp5,64 triliun atau menurun dibandingkan dengan Desember 2011 sebesar Rp6,3 triliun.Bunga dasar kredit rata-rata mengalami penurunan, karena ada pemangkasan beban dana secara signifikan. Namun, secara tahunan bunga kredit nyaris stagnan, meskipun pada periode yang sama bunga acuan (BI Rate) turun sebesar 100 poin menjadi 5,75%.Hingga Februari 2012 bunga deposito tercatat turun 38 poin dibandingkan Desember 5,97%. Adapun bunga kredit rata-rata turun 36 poin menjadi 12,42%. Namun, selisih antara bunga kredit dengan bunga deposito masih tercatat lebar. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper