Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TERUMBU KARANG beradaptasi dengan iklim baru

JAKARTA: Terumbu karang telah beradaptasi dengan peningkatan suhu dan keasaman samudra akibat perubahan iklim global, demikian hasil temuan para peneliti dari James Cook University, Australia.Kabar baiknya yaitu terumbu karang tidak mengalami kerusakan

JAKARTA: Terumbu karang telah beradaptasi dengan peningkatan suhu dan keasaman samudra akibat perubahan iklim global, demikian hasil temuan para peneliti dari James Cook University, Australia."Kabar baiknya yaitu terumbu karang tidak mengalami kerusakan keseluruhan, tapi justru dapat bertahan hidup dengan mengubah campuran spesies karang manakala lautan menjadi lebih hangat dan asam," kata Terry Hughes, salah seorang peneliti terumbu karang dari James Cook University seperti dikutip eurekalert.org.Dalam laporan yang dimuat di jurnal Current Biology itu, penelitian tim Hughes diklaim sebagai investigasi detail berskala besar pertama tentang terumbu karang di zona terumbu karang Australia's Great Barrier Reef, yang ada di sepanjang pesisir pantai Queensland.Para peneliti mengidentifikasi dan mengukur lebih dari 35.000 koloni karang di 33 komplek terumbu.Hughes mengatakan Great Barrier Reef dipilih sebagai lokasi penelitian karena temperatur air di zona itu bervariasi antara delapan hingga sembilan derajat celsius sepanjang musim panas hingga musim dingin dan terdapat variasi derajat keasaman (pH) lokal."Penelitian ini sangat berarti bagi orang-orang yang menyandarkan kehidupan dari kenanekaragaman dan keindahan lingkungan terumbu karang, baik sebagai sumber makanan, pariwisata, atau sumber kehidupan lain," kata Hughes.Hughes menyimpulkan respon karang terhadap perubahan iklim cenderung lebih rumit dari perkiraan sebelumnya.Namun, Hughes tetap menekankan isu-isu kritis perubahan iklim tetap berpengaruh terhadap terumbu karang meski kenaikan suhu air laut tidak berdampak pada kelangsungannya."Terumbu karang juga dapat terancam oleh pengaruh lokal seperti polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan," kata Hughes. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Aprika R. Hernanda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper