Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ABURIZAL BAKRIE disarankan tak usah jadi capres

JAKARTA: Ketua MPR Taufik Kiemas menyarankan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk tidak mencalonkan diri jadi presiden pada Pemilu 2014 karena faktor usia yang sudah tergolong tua.Sudahlah, usianya kan hampir sama dengan saya, ujar

JAKARTA: Ketua MPR Taufik Kiemas menyarankan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk tidak mencalonkan diri jadi presiden pada Pemilu 2014 karena faktor usia yang sudah tergolong tua."Sudahlah, usianya kan hampir sama dengan saya," ujar Taufik merujuk pada usianya yang sudah mendekati 70 tahun.Menurut Taufik, selayaknya Aburizal memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada kader-kader Partai Golkar untuk memimpin bangsa ini.Dia menilai banyak kader Golkar yang mempunyai kemampuan relatif baik untuk memimpin negara ini. Sebagian dari kader itu sudah berusia lanjut seperti Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, dan Agung Laksono."Jangan jadi anak panah lagi lah, jadi busur saja. Mereka sama saja umurnya, kan masih banyak yang muda-muda di Golkar," ujar Taufik merujuk pada kader gaek tersebut.Sejumlah nama seperti Priyo Budi Santoso, Idrus Marham serta yang lainnya dinilai Taufik selayaknya mendapat tempat dari partai penguasa Orde Baru itu. Nama-nama yang disebutkan tersebut dinilai Taufik relatif muda dari sisi usia, tetapi mempunyai kemampuan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.Saran serupa juga disampaikan Taufik kepada partainya sendiri, PDIP.Menurut dia, Megawati Soekarnoputri sudah selayaknya berperan sebagai busur dan memberikan kesempatan kepada kader-kader mudanya untuk maju pada pilpres 2014."Ya sama, ibu kan sudah selayaknya menjadi ibu panah, tidak anak panah lagi," tutur Taufik.Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengakui bahwa kader berkualitas sangat banyak pada internal Golkar. Namun Ramadhan menyayangkan adanya pernyataan yang seolah-olah menghambat keinginan seseorang untuk menjadi presiden."Golkar mempunyai pemimpin muda yang potensial jumlahnya sangat banyak, harus kita akui. Tapi janganlah kita melarang-larang hak konstitusi orang lain," kata Pohan. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper