Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANALISIS: Okinawa, duri dalam daging AS-Jepang

KRISIS rudal Korea Utara bikin sibuk Jepang untuk mengamankan para penduduknya di Pulau Okinawa, meski demikian sejatinya ada pihak yang lebih sibuk. Tak lain tak bukan Amerika Serikat.Pulau Okinawa sejatinya adalah pulau yang diduduki Paman Sam di bawah

KRISIS rudal Korea Utara bikin sibuk Jepang untuk mengamankan para penduduknya di Pulau Okinawa, meski demikian sejatinya ada pihak yang lebih sibuk. Tak lain tak bukan Amerika Serikat.Pulau Okinawa sejatinya adalah pulau yang diduduki Paman Sam di bawah Perjanjian Perdamaian San Fransisco yang diteken 1951.

 

Jepang yang keok pada Perang Dunia II tak bisa menolak untuk mengangguk atas penempatan Okinawa di bawah pemerintahan militer AS hingga 1972.Meski batas waktu telah terpenuhi, nyatanya Okinawa hingga kini masih dikuasai militer AS. Mengapa? Karena fasilitas-fasilitas AS meliputi 20% dari keseluruhan pulau itu dan lebih padat lagi di bagian tengah wilayah itu.Militer AS menempati lebih dari 40% daerah yang dipenuhi oleh enam wilayah a.l. kota Kadena (82,8%), kota Kin (59,8%), kota Chatan (56,4%), desa Ginoza (51,5%), desa Yomitan (46,9%), desa Higashi (41,5%).Selain itu jalan, jalan, rumah-rumah, sekolah-sekolah dan bisnis-bisnis olahraga seperti lapangan golf, lapangan tenis, dan banyak area terbuka hijau  seluruhnya digunakan untuk kepentingan militer.Lebih ruwet lagi, AS mengontrol 29 wilayah lautan dan 15 wilayah udara. Dua dari tiga bandar udara dijalankan oleh Amerika Serikat.Pangkalan militer juga membuat pembangunan kota tersendat, contohnya Pangkalan Udara Futenma Korps Marinir yang meliputi seperempat dari keseluruhan area ada di pusat kota Ginowan.Tambah lagi otoritas Jepang tak punya kewenangan atas ruang udara mereka di Okinawa. Ketinggian 6.000 meter seluas 40 kali pulau seluruhnya dikontrol oleh militer Amerika Serikat.Alhasil izin mendarat pesawat komersial ke Bandar Udara Naha justru melalui Pangkalan Udara Kadena Amerika Serikat.Selain itu karena letak pangkalan militer berada di tengah wilayah penduduk, tak sedikit warga yang tewas atau cidera akibat aktivitas militer AS. Belum lagi kasus-kasus amoral tentara AS yang membuat masyarakat Jepang gerah.Sejak 1972 angka kriminalitas yang dilakukan oleh prajurit AS mencapai 5000 kasus dengan 10% atau lebih dari 500 di antaranya kejahatan yang sangat kejam seperti pembunuhan, perampokan, dan pemerkosaan.Namun, angka-angka itu hanyalah sejumlah kasus yang berada dalam penanganan kepolisian Okinawa.Di luar kasus tersebut, ada kasus hukum yang tidak mungkin diproses seperti kasus kecelakaan lalu lintas karena Rambo dan Rambowati AS dilindungi Perjanjian Status of Forces Agreement (SOFA) atau hak membela tentara yang terlibat kecelakaan lalin.Alhasil jika ada anak sekolah atau nenek-nenek tertubruk kendaraan militer AS, silahkan saja berdoa karena pelakunya tetap akan melenggang tak tersentuh hukum.

 

Hukum tumpulTUMPULNYA pedang hukum Jepang membuat masyarakat Jepang jijik dengan pangkalan militer Okinawa. Berbagai demonstrasi digelar sehingga menghasilkan keputusan Okinawa bebas dari aktivitas militer AS mulai 2015.Sayang, Jepang harus garuk-garuk kepala. Mirip penduduk atau pedagang liar yang membuka lapak di area publik Jakarta, pemerintah AS justru menadahkan tangan meminta tali asih relokasi kepada Jepang yang nilainya mencapai Rp40 triliun untuk membantu relokasi pasukan Paman Sam keluar dari pulau Jepang selatan Okinawa ke Guam di Pasifik.AS-Jepang diketahui telah mencapai kesepakatan dasar untuk memindahkan sekitar 4.000 Marinir--bukan 8.000 tentara--dari Okinawa ke Guam.Selain itu AS setuju untuk memindahkan 5.000 Marinir dari Okinawa ke Hawaii, Australia utara, dan beberapa tempat lain.Tuntutan AS jelas membuat beberapa pejabat pemerintah Jepang gerah. Mereka menilai dengan permintaan biaya yang lebih tinggi kenapa justru lebih sedikit tentara di Okinawa yang akan direlokasi ke Guam.Pasalnya, AS pada awalnya melaporkan untuk memindahkan 8.000 tentara hanya butuh tali asih US$2,8 miliar—dari total US$10,27—konyolnya belakangan jumlah tentara yang dipindah hanya separuhnya namun minta duit justru hampir dua kalinya. (Bsi) ([email protected])

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tusrisep

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper