Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BALITA MEROKOK: Gawat, ada yang merokok sejak 11 bulan

 

 

BANDUNG: Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan pihaknya sudah menemukan 20 kasus anak perokok sejak 2009 lalu.

 

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan rekor yang anak paling muda merokok dipegang Aldi, bocah yang berasal dari Sumatra Selatan. Aldi mulai merokok sejak usia 11 bulan. Sementara yang tertua pada usia 4 tahun.

 

“Penyebab anak-anak merokok itu karena mereka sudah terpapar asap rokok di lingkungan sekitar,” katanya seusai memberi materi di Seminar Nasional Unpad, Selasa 3 April 2012.

 

Dia melanjutkan dari paparan asap rokok tersebut terjadilah penumpukan yang akhirnya membuat anak menjadi adiksi. Perokok pasif berpotensi menjadi ketagihan terhadap asap rokok, atau juga timbul karena meniru apa yang dilakukan oleh sekitarnya.

 

“Dan yang tak kalah penting, penyebab anak-anak merokok karena iklan dan promosi rokok yang massif,” katanya.

 

Dia menambahkan untuk kasus yang paling parah terjadi pada Ilham Hadi. Bocah berusia 8 tahun itu sudah merokok sejak usia 4 tahun. Ilham berasal dari Kampung Karawang Girang, Desa Karawang, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, Jabar.

 

“Ilham sekarang masih mengikuti terapi. Dia yang paling parah karena sakau. Kami mengadakan terapi buat dia baik dari psikolog, psikiater sampai ahli kesehatan,”lanjutnya.

 

Dia mengatakan ada dua model yang diberlakukan Komnas PA untuk menangani Ilham, yaitu model cek kesehatan dan terapi psikososial.

 

Ilham dapat menghabiskan dua bungkus rokok setiap harinya. Selain itu dia pun sering melengkapi kebiasaannya itu dengan minum kopi, layaknya orang dewasa.

 

Menurutnya, lingkungan sekitar anak-anak sangat berpengaruh terhadap perilaku mereka, termasuk menjadi perokok. Selain itu, harga rokok yang terbilang murah karena bisa dibeli eceran juga menjadi penyebab mudahnya anak merokok.

 

“Ada pembiaran di sini oleh negara, tidak ada aturan pengendalian tentang penjualan tembakau. Kenapa rokok masih dipromosikan secara massif?” tanyanya. (ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Dinda Wulandari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper