Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di balik aksi MOJAHEDIN

Aksi teror bom di ibu kota Thailand, Bangkok  pekan sungguh bikin kaget karena dilakukan jaringan terorisme global. Koran berbahasa Inggris, Bangkok Post mengutip imam Syiah, Seyed Soleyman al-Hosseini menuding Mojahedin-e Khalq Organization (MKO)

Aksi teror bom di ibu kota Thailand, Bangkok  pekan sungguh bikin kaget karena dilakukan jaringan terorisme global. Koran berbahasa Inggris, Bangkok Post mengutip imam Syiah, Seyed Soleyman al-Hosseini menuding Mojahedin-e Khalq Organization (MKO) ada di balik aksi tersebut.

 

Sosok MKO sendiri mulai tenar tahun lalu setelah disebut-sebut dibahas oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat karena Menteri Nouri PM Irak al-Maliki menegaskan akan menutup Kamp pelatihan MKO di Ashraf pada akhir 2011.

 

Pemerintah Irak telah membuat rencana yang jelas untuk menutup Kamp Ashraf terletak sekitar 120 kilometer arah barat perbatasan dengan Iran, yang menjadi rumah bagi sedikitnya 3.500 teroris MKO.

 

Irak ngotot karena pasukan AS akan ditarik mundur. Washington sendiri tak kalah gerah, pada 27 November, seperti dikutip dari PressTV pemerintah AS mengumumkan sedang mempertimbangkan menghapus organisasi anti-Iran itu dari daftar hitam teroris dan memberikan perlindungan kepada anggotanya.

 

Menurut The New York Times, mantan direktur CIA James Woolsey dan Porter Goss bersama mantan Direktur FBI Louis Freeh turun tangan langsung melobi Presiden Barack Obama untuk mengeluarkan MKO dari daftar teroris AS.

 

Seperti dikutip dari laman globalsecurity.org MKO atau Mujahidin-e Khalq-(MEK) adalah kelompok terbesar dan paling militan menentang Republik Islam Iran. Juga dikenal sebagai Organisasi Mujahidin Rakyat Iran, MEK dipimpin oleh suami dan istri Massoud dan Maryam Rajavi.

 

Kelahiran MKO atau MEK cukup unik sejak didirikan pada 1960 oleh sekelompok kaum kiri Iran berpendidikan universitas. Awalnya kelompok ini menentang penguasa negara itu, Shah Mohammad Reza Pahlavi yang pro-Barat.

 

Mereka ambil bagian dalam revolusi Islam 1979 yang menurunkan Syah dan mendorong naiknya rezim Islam Syiah. Ideologi MKO atau MEK cukup berwarna. Perpaduan antara Marxisme dan Islamisme.

 

Kelompok ini menargetkan pejabat pemerintah Iran dan fasilitas pemerintah di Iran dan di luar negeri. Sementara di masa 1970-an menyerang orang Amerika di Iran termasuk terlibat penyerbuan Kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979, di mana 52 orang Amerika disandera selama 444 hari

 

Pada 1981, kelompok itu diusir dari basisnya di perbatasan Iran-Irak dan dimukimkan kembali di Paris, di mana mereka mulai mendukung Irak dalam perang delapan tahun melawan Iran di bawah pemerintahan Khomeini.

 

Pada 1986, mereka hijrah provinsi Diyala, Irak karena dilindungi oleh Saddam Hussein. Tugas mereka adalah untuk menyerang rezim di Iran dan bertugas membantu sang diktator Irak menekan pemberontakan Syiah dan Kurdi di negara itu.

 

Kelompok teroris bergabung dengan tentara Saddam selama perang Irak-Iran (1980-1988). Semua tahu, selama perang itu, Irak dibantu AS untuk melawan Iran yang didukung Uni Soviet.

 

Tak heran jika MKO membesar berlipat. Mereka diketahui memiliki enam pusat pelatihan a.l. Kamp Ashraf, Kamp Anzali, Kamp Faezeh di Kut, Kamp Habib di Basra, Kamp Homayoun di Al-Amarah dan Kamp Bonyad Alavi dekat kota Miqdadiyah.

 

Namun seiring perubahan angin politik pasca Perang Teluk I, MKO atau MEK masuk ke dalam daftar Departemen Luar Negeri AS kelompok teroris asing pada 1997. Namun Saddam masih bisa menjadi tempat bersandar mereka.

 

Nasib mereka baru tak keruan setelah peristiwa September Hitam diikuti maklumat George Bush untuk melakukan perang terhadap terorisme global pada 2003. Sayap diplomatik mereka, Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) yang bermarkas di Washington ditutup.

 

Diikuti kebijakan pasukan AS untuk menggilas MKO atau MEK. Bahkan pada Juni 2003 otoritas Prancis menggerebek sebuah markas mereka di luar Paris dan menangkap 160 orang, termasuk Maryam Rajavi.

 

Konyolnya, sebuah laporan lembaga swadaya Human Right Watch tertanggal Mei 2005 menyatakan justru MKO atau MEK yang menjalankan kamp-kamp penjara di Irak untuk AS.

 

Tak heran, dengan aksi di Bangkok yang menyasar individu Israel justru pertanyaan yang meruap. Sebetulnya ada apa dengan perang terorisme global yang dikampanyekan AS akan dilakukan tanpa pandang bulu. (arh)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Algooth Putranto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper