Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Izin terkatung-katung, Suryo cari lahan kopi ke China

MEDAN: Investor dari Medan membuka perkebunan kopi Arabika di Xunan, China karena permohonan membuka areal kebun kopi di Dairi, Sumut seluas 3.000 hektare tidak kunjung direspon pemerintah pusat.Suryo Pranoto, investor kopi Arabika asal Medan yang selama

MEDAN: Investor dari Medan membuka perkebunan kopi Arabika di Xunan, China karena permohonan membuka areal kebun kopi di Dairi, Sumut seluas 3.000 hektare tidak kunjung direspon pemerintah pusat.Suryo Pranoto, investor kopi Arabika asal Medan yang selama ini dikenal sebagai eksportir kopi asal Sumut terpaksa pindah ke Xunan, China membuka perkebunan kopi Arabika seluas 2.000 hektare, karena permohonan membuka kebun Arabika di Kabupaten Dairi, Sumut seluas 3.000 hektare tidak kunjung direspon pemerintah saat ini."Kami sudah mengajukan permohonan pembebasan areal hutan produksi terbatas menjadi perkebuan kopi Arabika di Dairi lima tahun lalu. Sampai saat ini permohonan tersebut tidak pernah direspon Kementerian Kehutanan," ujarnya kepada Bisnis di Medan hari ini.Menurut dia, segala persyaratan termasuk rekomendasi dari Bupati Dairi semasa dijabat M.P Tumanggor sudah disertakan untuk meminta pengalihan hutan produksi terbatas menjadi areal perkebunan kopi yang mampu menampung ribuan tenaga kerja.Selain membuka areal perkebunan kopi milik sendiri, lanjutnya, perusahaan juga akan membina para petani kopi di Dairi, sehingga kualitas kopi yang dihasilkan sesuai dengan standar internasional yang bebas bahan kimia dan pestisida.Setelah bertahun-tahun izin pengalihan lahan tersebut diurus ke Kementerian Kehutanan (waktu itu masih dijabat MS Kaban) sampai saat ini tidak ada respon dari Kementerian Kehutanan diterima atau ditolak."Kami sudah bolak-balik ke Jakarta menguras banyak tenaga dan dana, namun izin yang diharapkan tidak kunjung diberikan. Akhirnya, kami memutuskan membuka perkebunan kopi Arabika di Xunan, China seluas 2.000 hektare bekerja sama dengan BUMN pemerintah China."Menurut dia, memorandum saling pengertian dengan BUMN China sudah diteken akhir tahun lalu. Selanjutnya, kata dia, akan dilanjutkan dengan membentuk usaha patungan yang diteruskan dengan penandatangan master agreement."Kami diberikan kemudahan dan izin selama puluhan tahun tanpa dipungut biaya sepeserpun. Kami disambut seperti raja karena mampu membuka lapangan kerja baru dan menjadikan Xunan sebagai sentra produksi kopi Arabika baru di China."Rencananya, kata dia, mereka dan BUMN China itu akan membuka areal perkebunan kopi Arabika seluas 8.000 hektare.Ketika ditanyakan soal nasionalisme, Suryo menegaskan dirinya sudah berupaya sekuat tenaga untuk menginvestasikan dana di Sumut, namun tidak mendapatkan respon dari pemerintah pusat."Ini bukan soal nasioalis atau tidak, namun peluang bisnis dan kemudahan yang harus didapatkan para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia."Pelajaran ini patut dijadikan cermin untuk menarik investor asing. Perlakuan terhadap investor dalam negeri saja, seperti itu. Bagaimana pula terhadap investor asing, seperti Australia yang meminta hutan lindung hanya 20 hektare di Dairi untuk membangun perkantoran PT Dairi Prima Mineral tidak pernah diberikan. Akhirnya, kata dia, investor Australia yang sudah menginvestasikan dananya triliunan rupiah terpaksa menjual konsesi tambangnya kepada investor Indonesia."Lagi-lagi harus dijadikan sebagai pelajaran yang mahal," tuturnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper