Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sutanto: Penanganan serangan bom tak mudah

JAKARTA: Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto mengakui penangan serangan bom di dalam negeri sangat tidak mudah karena selain bergerak perorangan, teroris juga menggunakan metode dan strategi yang terus berubah-ubah.Mereka sekarang bergerak

JAKARTA: Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto mengakui penangan serangan bom di dalam negeri sangat tidak mudah karena selain bergerak perorangan, teroris juga menggunakan metode dan strategi yang terus berubah-ubah."Mereka sekarang bergerak perorangan. Tidak mudah dideteksi. Karena itu perlu kerja keras yang tinggi bagi aparat di lapangan," ujar Sutanto di sela-sela menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR hari ini.Namun dia menegaskan pencegahan terhadap teroris harus tetap berjalan kendati informasi kelompok terorisme bisa saja bocor sehingga pencegahan sulit dilakukan.Dalam kasus di Solo, Sutanto memastikan BIN telah melaksanakan tugasnya mengumpulkan informasi di lapangan terkait aksi bom bunuh diri. "Di mana informasi terhadap rencana aksi bom tersebut juga telah disampaikan BIN pada aparat berwenang termasuk kepolisian," ujarnya.Terkait informasi yang menyebutkan bahwa Inggris telah mendeksi sejumlah wilayah di Tanah Air yang menjadi target aksi teror, seperti di Solo, Semarang dan sejumlah daerah di Jawa Timur, Sutanto dengan tegas mengatakan hal itu tidak benar. Menurutnya, yang lebih tahu tentang kondisi keamanan dalam negeri Indonesia adalah aparat keamanan Indonesia sendiri, bukan negara lain."Jadi informasi tersebut tidak berdasar. Yang lebih tahu kondisi keamanan dalam negeri, ya aparat kita sendiri," ujarnya.Di depan komisi DPR yang menangani soal isu keamanan dan hubungan luar negeri itu, Sutanto juga menyatakan belum dapat memastikan keterkaitan aksi bom bunuh diri yang terjadi di Cirebon sebelumnya dengan aksi bom yang terjadi di Solo dan kerusuhan antarwarga di Ambon."Kami juga belum dapat memastikan keterkaitan aksi bom di Solo itu dengan aksi saling serang antarwarga yang terjadi di Ambon," ujarnya. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper