Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara maju mulai lirik sistem ekonomi syariah

JAKARTA: Negara-negara adidaya dan nonmuslim seperti di Eropa dan Amerika Serikat, mulai melirik sistem ekonomi syariah, seiring dengan mulai menurunnya animo terhadap ekonomi kapitalis.Saat ini banyak negara nonmuslim yang ingin mengadopsi ekonomi

JAKARTA: Negara-negara adidaya dan nonmuslim seperti di Eropa dan Amerika Serikat, mulai melirik sistem ekonomi syariah, seiring dengan mulai menurunnya animo terhadap ekonomi kapitalis."Saat ini banyak negara nonmuslim yang ingin mengadopsi ekonomi syariah. Mereka ingin belajar dari Indonesia tentang implementasi sistem ekonomi syariah," kata Syakir Sula, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, hari ini dalam cerramahnya pada acara Halal bi Halal Bisnis Indonesia di Jakarta.Menurut dia, para pakar ekonomi sosialis, mulai melirik sistem ekonomi Islam (Islamic finance). "Di luar negeri lebih dikenal ekonomi Islam, hanya di Indonesia saja menyebutkannya dengan ekonomi syariah," tambahnya.Syakir mengatakan para pakar dari luar negeri tersebut pernah belajar ke Timur Tengah, "Tapi mereka banyak mendapatkan kata haram lebih banyak daripada kata halalnya. Di sana ketat. Makanya mereka tertarik belajar ke Indonesia" ujarnya.Saat ini, lanjutnya, market share ekonomi syariah terbesar di Malaysia mencapai 23%, dan sisanya ekonomi kapitalis. "Pemerintah Malaysia mendukung sistem syariah, dan banyak kegiatan pendanaannya melalui ekonomi syariah.Sementara di Indonesia cuma 3% market share perbankan syariahnya, dan asuransi sekitar 5%. "Selain itu di negeri ini ekonomi syariah banyak tumbuh dari masyarakat sendiri, dananya murni dari masyarakat," kata Syakir.Jadi, katanya, pertumbuhan ekonomi syariah akan bagus dan diperebutkan di Indonesia dan negara-negara nonmuslim lainnya.

Semua instrumen ekonomi syariah sudah lengkap di Indonesia. Dan negeri ini untuk edukasi tentang ekonomi syariah juga paling lengkap, sehingga banyak negara lain yang belajat ke sini," tambahnya.(faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Adhitya Noviardi
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper