Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aturan disinsentif produk impor segera terbit

MOSKOWA: Pemerintah akan menerbitkan ketentuan mengenai disinsentif pada semester II/ 2011 terhadap produk-produk yang dijual di Indonesia namun basis produksinya di luar negeri.Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengungkapkan

MOSKOWA: Pemerintah akan menerbitkan ketentuan mengenai disinsentif pada semester II/ 2011 terhadap produk-produk yang dijual di Indonesia namun basis produksinya di luar negeri.Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengungkapkan penerapan disinsentif diupayakan tidak melanggar perjanjian WTO maupun AFTA. Selain menggunakan pendekatan fiskal,disinsentif juga diberlakukan dengan memakai pendekatan non-fiskal.“Untuk yang sifatnya non-fiskal, produk-produk yang masuk harus memenuhi spesifikasi tertentu, dan kami di pemerintahan masih mengevaluasi mengenai spesifikasi yang paling memungkinkan untukditerapkan terhadap produk-produk yang terkena disinsentif itu,” ujarnya hari ini.Sementara itu yang terkait dengan disinsentif fiskal, pemerintah bisa saja menerapkan ketentuan PPN barang mewah atas produk yang dimaksud. Menurut Gita, pemberian disinsentif baik fiscal maupun non-fiskal merupakan sebagian cara untuk mempercepat laju penanaman modal di Indonesia, di samping pemberian insentif fiscal yang terlebih dulu diterbitkan.Saat ini pemerintah juga sedang menunggu disahkannya undang-undang mengenai pengadaan lahan serta ketenagakerjaan yang masih dibahas di DPR. Dengan empat cara itu, investasi langsung ke Indonesia diharapkan bisa mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun-tahun mendatang.Gita mengungkapkan bahwa Presiden sudah memberi sinyal lampu hijau terhadap pelaksanaan disinsentif tersebut. Saat ini ketentuan itu difinalisasi di Kementerian Keuangan, bersama dengan instansi yangterkait.Penerapan disinsentif itu berangkat dari “kekecewaan” pemerintah terhadap dua perusahaan asing yang memilih menanamkan modalnya ke Malaysia ketimbang Indonesia, yaitu Research In Motion (RIM) Kanadadan Bosch Jerman. Padahal, produk-produk dua perusahaan itu banyak beredar di Indonesia.Investasi RusiaDalam kesempatan itu, Gita Wirjawan mengemukakan bahwa potensi investasi pemodal Rusia ke Indonesia cukup besar. Di satu sisi, negara ini sedang melakukan rekonfigurasi investasi, dengan mengalihkan penanaman modalnya ke Asia, terutama ke China dan Timur Tengah, dari sebeluhya di negara-negara Eropa dan Timur Tengah.Di sisi lain, pemodal Rusia juga kecil kemungkinannya untuk menanamkan modalnya ke negerinya sendiri, lantaran juga kondisi dalam negerinya kurang memungkinkan. “Akibatnya terjadi perpindahan modal ke kawasan Asia, dan kami mencoba untuk meyakinkan para pemodal Rusia menanamkan modalnya ke Indonesia, karena peluang pasar yang cuku besar di Indonesia,” lanjut Gita.Pemerintah menargetkan bisa menarik investasi dari Rusia sebesar US$1 miliar secara bertahap dalam tahun-tahun mendatang. BKPM mencatat nilai investasi Rusia ke Indonesia masih cukup kecil, yaitu di bawah US$50 juta. Beberapa sektor investasi yang diincar oleh pemerintah di antaranya permesinan maupun infrastruktur.“Banyak investor dari Rusia yang potensial untuk ditarik ke Indonesia. Beberapa sektor yang menjadi unggulan adalah permesinan, alat berat, maupun infrastruktur,” ujarnya saat beramah tamah dengan staf dan jajaran kedutaan besar Indonesia di Rusia.Menurut Gita, PDB Rusia dan Indonesia apabila digabungkan bisa mencapai US$2 triliun. Dengan gabungan PDB sebesar itu, angka investasi Rusia selayaknya bisa jauh lebih besar dari saat ini. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper