EKSPOR IMPOR: Memacu pertumbuhan bisnis, Bank BJB berencana meningkatkan pembiayaan dan transaksi ekspor-impor. Saat ini, sebagian besar cabang Bank BJB sudah berstatus devisa, sehingga bisa melayani fasilitas pembiayaan ekspor-impor.
Direktur Operasi Bank BJB Dadang A Suryanto menuturkan sejumlah daerah yang memiliki pelabuhan akan dioptimalkan untuk menggarap potensi bisnis tersebut. Sejauh ini, beberapa cabang yang fokus menggarap transaksi ekspor-impor di antaranya adalah Bandung, Jakarta, Tangerang, Cirebon, dan Cilegon. (Pikiran Rakyat)
BLANGKO AJB: Kelangkaan blangko akta jual-beli (AJB) yang mulai terjadi sejak bulan lalu, sampai saat ini masih terus berlangsung di berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat. Akibatnya, banyak transaksi rumah yang tertunda karena jual-belinya tidak bisa dilakukan.
Kondisi ini benar-benar sangat mengganggu dan anehnya pemerintah sangat lambat sekali menanganinya, ujar Ketua Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) Yana Mulyana di Bandung, Senin (18/7). (Pikiran Rakyat)
PASIR BESI: Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ullum akan mengumpulkan semua pengusaha penambangan pasir besi yang beroperasi di wilayah Tasikmalaya Selatan. Mereka dikumpulkan untuk menyosialisasikan moratorium penambangan pasir besi agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Pengumpulan para pengusaha tambang pasir besi penting dilakukan, karena sesuai dengan hasil kajian tim yang dibentuk pemerintah, semua perusahaan tambang melanggar aturan dan direkomendasikan untuk dihentikan operasionalnya, ujar Uu. (Seputar Indonesia Jabar)
TERNAK SAPI: Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Ciamis mengambil sampel cairan dari sejumlah sapi yang tersebar di daerah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui kemungkinan penyebaran penyakit brucellosis pada sapi seperti yang terjadi di Kabupaten Garut.
Penyakit itu tidak hanya beredar di Kabupaten Garut. Di Ciamis juga tidak menutup kemungkinan dugaan adanya serangan brucellosis ada, kata Kepala Seksi Kesehatan Veterian Dinas Peternakan Ciamis Retty Nugraha, kemarin. (Seputar Indonesia Jabar)
HARGA GULA: Dua minggu menjelang datangnya Ramadhan, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok mulai bergejolak. Salah satu yang harganya meroket yaitu gula, baik gular pasir maupun gula merah. Dalam seminggu terakhir ini, harga gula di sejumlah pasar tradisional di Garut mulai meroket.
Di Pasar Ciawitali Guntur yang merupakan pasar terbesar di Garut, harga gula pasir kini mencapai Rp12.000 per kg, padahal semula hanya Rp9.000 per kg. (Tribun Jabar) (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel