Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba bersih Sarana Menara anjlok 83%

JAKARTA: Kendati pendapatannya meningkat 25% menjadi Rp1,35 triliun, laba bersih operator menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk tahun lalu anjlok 83% menjadi Rp100 miiar seiring dengan program percepatan pelunasan utang yang dijalankan.

JAKARTA: Kendati pendapatannya meningkat 25% menjadi Rp1,35 triliun, laba bersih operator menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk tahun lalu anjlok 83% menjadi Rp100 miiar seiring dengan program percepatan pelunasan utang yang dijalankan.

Direktur Utama Sarana Menara Adam Gifari mengatakan dengan percepatan pelunasan utang dari jatuh tempo semula 2013 itu, perseroan harus membayar beban bunga lebih awal. "Akibatnya kami diwajibkan membayar bunga," ujarnya dalam paparan publik perseroan di Jakarta, hari ini.Laporan keuangan Sarana Menara tahun lalu menyebutkan utang yang dibayar tersebut merupakan utang PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), salah satu anak usaha perseroan. Utang yang tergolong utang senior itu merupakan utang ke sindikasi perbankan.Sindikasi tersebut terdiri atas bank domestik dan asing dengan pinjaman senilai total US$360 juta dan Rp1,18 triliun. Protelindo menggunakan pinjaman itu untuk membiayai akuisisi menara, melunasi seluruh pinjaman bank, membiayai modal kerja dan membayar biaya yang timbul dari fasilitas pinjaman tersebut.Kredit itu dikucurkan pada 2008 dan baru jatuh tempo pada 2013. Namun, karena anak perusahaan mampu melunasi pada Desember 2010 sehingga dikenai bunga pembayaran sebesar LIBOR ditambah margin 3,75% atau 3,25% per tahun bagi pinjaman dalam mata uang dolar AS.Adapun, porsi dari pinjaman dalam rupiah dikenakan bunga sebesar JIBOR ditambah margin yang berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% per tahun tergantung pada pemenuhan atas rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman senior.Pelunasan utang yang dilakukan Protelindo pada pertengahan 2010 yang juga berasal dari sindikasi perbankan. Pinjaman yang direalisasikan pada semester I/2009 dan awal tahun 2010 tersebut juga telah dilunasi pertengahan tahun lalu.Penurunan laba bersih itu menjadikan laba bersih per lembar saham (EPS/ earning per share) anjlok 83% dari Rp601 menjadi Rp 99 per lembar saham. Memburuknya kinerja perseroan juga tercermin dari rendahnya rasio laba terhadap modal yang hanya 8%, dengan rasio utang terhadap modal 0,16.Adapun, peningkatan pendapatannya dipicu oleh penambahan sewa menara dan co-location yang diterapkan perusahaan. Peningkatan tersebut menjadikan laba usaha mereka juga turut menanjak 16% menjadi Rp720 miliar dari Rp619 miliar.Sarana Menara memutuskan tidak membagikan dividen karena investasi infrastruktur menara dinilai masih dibutuhkan. Di sisi lain, utang jangka panjang Protelindo menyebabkan perseroan tidak bisa membagikan dividen baik dalam bentuk tunai maupun saham atau premi cadangan saham. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper