Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEIJING: Bank Sentral China kembali menaikkan giro wajib minimum (GWM), dan menginstruksikan kepada para kreditor untuk menambah cadangan tunai setelah akselerasi inflasi yang sangat cepat dalam tiga tahun ini, menyusul produksi dari sektor riil yang meningkat pesat melebihi estimasi.

Kenaikan setengah persen basis poin diumumkan oleh Bank Sentral China pada hari ini dan efektif berlaku pada 20 Juni. Rasio yang tercatat menapai 21,5% yang ditetapkan kepada para kreditor. Pengumuman ini dilakukan setelah sejumlah data rata-rata inflasi menunjukkan kenaikan mencapai 5,5%.

Tanda-tanda bahwa China menjaga momentum setelah kenaikan biaya pinjaman dan menekan biaya untuk properti, akan mendorong para pengambil kebijakan untuk lebih waspada dalam mengambil kebijakan.

Pada saat yang sama, lemahnya perekonomian global dan data yang menujukkan bahwa lemahnya kredit dari perbankan, dan pertumbuhan pasokan modal akan mendorong diambil satu kebijakan meningkatkan suku bunga.

Pertumbuhan moderat adalah tanggapan pada langkah-langkah kebijakan terkini, namun demikian masih dalam kecepatan yang bertahap. Beijing kemungkinan besar akan sedikit menaruh perhatian pada hard landing pada beberapa bulan mendatang, ujar Brian Jackson stretegist pasar berkembang di Royal Bank of Canada.

Menurut dia, ukuran inflasi di atas tingkat kenyamanan di Beijing, dan akan mendatangkan risiko terbalik. Jackson melihat kunci penting untuk biaya bunga pinjaman yang berjangka waktu satu tahun sebesar seperempat persen poin pada akhir bulan ini, dan akan bergerak pada kuartal III/2011.

Patokan yang ditetapkan pada Shanghai Composite Index ditutup 1,1% lebih tinggi, setelah sejumlah data ekonomi terkumpul, dan sebelum dilakukannya pengumuman mengenai rasio cadangan.

Ekonom Bank of America Merrill Lynch Lu Ting menilai kenaikan GWM itu sangat mengejutkan akan tetapi langkah yang diambil Bank Sentral China ini lebih pada upaya menaikkan harapan terhadap inflasi.

Hal ini juga mengindikasikan bahwa terjadi arus pertukaran mata uang asing yang utamanya dipicu dari surplus perdagangan yang pada April dan Mei tercatat di atas US$10 miliar, ujarnya. (dle/api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper