Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Toyota terganggu hingga akhir tahun

JAKARTA: Raksasa otomotif nasional PT Astra International Tbk diperkirakan akan mengalami gangguan produksi mobil merek Toyota di Indonesia hingga akhir tahun menyusul masih terganggunya kiriman komponen mikrochip dari Jepang.

JAKARTA: Raksasa otomotif nasional PT Astra International Tbk diperkirakan akan mengalami gangguan produksi mobil merek Toyota di Indonesia hingga akhir tahun menyusul masih terganggunya kiriman komponen mikrochip dari Jepang.

Direktur Astra International Johnny Darmawan mengatakan kegiatan produksi mobil merek Toyota yang dilakukan oleh anak usaha PT Toyota Manufacturing Motor Indonesia saat ini berkisar 50% dari kondisi normal, dan diharapkan bisa kembali berjalan penuh sebelum akhir tahun."Saat ini kemampuan produksi Toyota di Indonesia sama dengan yang dirilis Toyota Motor Corporation [Jepan]. Kalau mereka menyebutkan di Jepang dan Amerika Utara hanya 50% dan normal pada November atau Desember 2011, ya di Indonesia juga seperti itu tapi kami yakin bisa lebih cepat ," jelasnya hari ini.Mobil merek Toyota di Indonesia diproduksi oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di mana Astra memiliki 5% saham di perusahaan itu, 95% dikuasai oleh Toyota Motor Corporation. Pemasaran merek mobil itu dilakukan PT Toyota Astra Motor dengan komposisi saham Astra 51% dan Toyota Motor Corporation 49%.Johnny menuturkan gangguan produksi juga bukan hanya akan dialami oleh Toyota, tapi seluruh merek mobil baik yang berasal dari Jepang maupun Eropa. Saat ini, Astra menaungi produksi empat kendaraan asal Jepang di Indonesia, yaitu Toyota, Daihatsu, Isuzu, dan Nissan Diesel Truck.Tahun lalu, volume penjualan empat merek itu sebanyak 426.290 unit, atau 55,67% pangsa pasar mobil nasional. Toyota menjadi merek paling banyak terjual, yakni 280.989 unit."Semua produksi mobil akan terganggu, karena mikrochip itu berasal dari Jepang. Ada produsen mikrochip yang terkenal dari Jepang, dan pabrikan mobil memperoleh dari sana. Tahun ini diperkirakan penjualan mobil tidak mencapai 800.000 unit seperti yang ditargetkan," papar Johnny. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper