JAKARTA: Terdapat 80 warga negara Indonesia yang sedang menggungsi di 16 tempat penampungan akibat bencana bajir yang melanda di Brisbane, negara bagian Queensland, Australia pada saat ini.
Dalam pers Kementerian Luar Negeri yang diterima Bisnis pagi ini disebutkan pengungsi warga negara Indonesia (WNI) itu dalam kondisi baik dan masih bisa mencukupi kebutuhan dasar, meskipun harus mengalami pemadaman listrik secara berkala. Data ini diperoleh dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Sydney melalui koordinasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Austraila (PPIA) Queensland, PPIA Brisbane, maupun tokoh masyarakat di negara bagian Queensland. Banjir yang melanda negara bagian Queensland, Australia, telah menyebabkan tiga per empat negara bagian tersebut dinyatakan sebagai daerah bencana, dan menjadi banjir terburuk di Australia selama 37 tahun terakhir. Berdasarkan catatan resmi pemerintah 10 orang dikonfirmasikan tewas dalam kejadian banjir di kota Toowoomba (125 kilo meter barat kota Brisbane) pada 10 Januari 2011. Lebih dari 24 jam kemudian, 78 orang masih dinyatakan hilang. Bencana banjir ini juga telah memutuskan beberapa akses jalan, sehingga menyulitkan proses evaluasi korban serta pengiriman bantuan. Gelombang air yang menghancurkan Toowoomba sedang bergerak melintasi Lembah Lockyer. Sejak Selasa 11 Januari 2011, banjir menyebar ke ibukota Quuensland, Brusbane. Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa lebih dari 30 daerah pinggiran berada pada resiko banjir dan mengancam 6.500 rumah. Lebih jauh, Kemenlu menyebutkan KJRI Sydney telah mendatangi lokasi WNI di Brisbane untuk melihat langsung kondisi WNI yang terkene musibah banjir dan untuk memberi dukungan dan bantuan yang diperlukan, serta telah membuka hotline (+61416208869 atas nama Fahmi) bagi yang ingin menanyakan kondisi anggota keluar di Brisbane serta bagi WNI di Brisbane yang membutuhkan bantuan KJRI. (esu)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
