Direktur Utama Timah Wahid Usman mengatakan kerja sama dengan perusahaan produsen aspal alam itu telah terjalin sejak 2003, dan perseroan berniat untuk mengakuisisi saham Sarana Karya.
"Persoalan berapa porsi saham dan dana yang disiapkan untuk akuisisi itu masih dalam kajian internal. Perseroan juga harus mempersiapkan teknologi pembuatan aspal alam dan melihat kondisi pasar yang ada sebelum akuisisi itu terjadi," ujarnya hari ini.
Saat ini, lanjutnya, aspal alam yang terkenal di dunia adalah Trinidad Lake Asphalt (TLA) dengan kadar aspal sebesar 60%, sedangkan untuk kadar aspal alam yang berada di Indonesia masih sekitar 20%-25%.
Kami ingin agar aspal buton nanti kualitasnya sama dengan TLA. Sehingga dapat masuk di pasar internasional dan bisa berorientasi ekspor. Untuk menuju kesana butuh teknologi, yang sampai saat ini belum tuntas, jelasnya.
Wahid mengatakan untuk tahun ini, kebutuhan aspal di Indonesia kira-kira 1,5 juta ton, dan aspal alam sebagai bahan pencampur sekitar 15%-20% atau sekitar 300.000 ton. Adapun harga rata-rata timah tahun ini diperkirakan berada di atas US$20.000 per ton, naik dari tahun sebelumnya sekitar US$19.000 per ton.
Selain dengan Sarana Karya, tambahnya, perseroan juga sedang menjajaki kerjasama dengan PT Wijaya Karya Tbk dan PT Pertamina (Persero) untuk pengambangan bisnisnya. (fh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
