Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendaki gunung belum dapat rayakan tahun baru di Merapi

YOGYAKARTA: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta telah menurunkan status Gunung Merapi dari "siaga" ke "waspada", namun tidak merekomendasikan pemberian izin pendakian ke gunung tersebut."Status gunung memang sudah diturunkan,

YOGYAKARTA: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta telah menurunkan status Gunung Merapi dari "siaga" ke "waspada", namun tidak merekomendasikan pemberian izin pendakian ke gunung tersebut."Status gunung memang sudah diturunkan, tetapi bukan berarti sudah tidak ada ancaman dari Merapi," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Sri Sumarti di Yogyakarta hari ini.Pada saat status Gunung Merapi "normal" dan tidak ada larangan pendakian, maka akan ada cukup banyak pendaki yang mendaki gunung tersebut khususnya untuk merayakan pergantian tahun.Dia menyebutkan masih terdapat cukup banyak material lepas yang berpotensi longsor di puncak gunung tersebut sehingga pendakian belum diperbolehkan.Ancaman bahaya sekunder yaitu terjadinya lahar hujan saat terjadi hujan yang cukup deras karena endapan material vulkanik masih memenuhi seluruh sungai yang berhulu di Gunung Merapi juga menjadi salah satu alasan belum diperbolehkannya pendakian ke Merapi.Masyarakat masih tetap diminta untuk tidak melakukan aktivitas di badan-badan sungai yang berhulu di Gunung Merapi, terlebih bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi di puncak gunung.BPPTK Yogyakarta menurunkan status Gunung Merapi dari "siaga" ke "waspada" pada Kamis (30/12) karena aktivitas dan energi kegempaan yang semakin menurun.Selain merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan pendakian di Gunung Merapi, BPPTK Yogyakarta juga meminta agar masyarakat tetap waspada saat melakukan wisata "lava tour" karena lokasi wisata berada di kawasan rawan bencana (KRB) III.KRB III adalah wilayah yang terkena dampak langsung dari erupsi Gunung Merapi yaitu terkena paparan awan panas dan direkomendasikan untuk tidak menjadi lokasi permukiman permanen."Harus ada manajemen waktu yang baik dalam wisata tersebut, misalnya pagi hingga siang dan ditutup saat terjadi hujan, karena bagaimanapun, lokasi tersebut adalah lokasi bencana," kata Kepala BPPTK Subandrio. (msw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper