Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA : JK Tyre and Industries Ltd (JK Tyre), pabrikan ban asal India, berminat menanamkan investasi di industri ban di Indonesia dengan membeli pabrik ban Mega Rubber di Semarang, Jawa Tengah.

Potensi investasi yang bisa ditarik industri ban nasional dengan masuknya JK Tyre ke Tanah Air, diperkirakan sekitar US$210 juta.

JK Tyre merupakan salah satu produsen sekaligus eksportir ban terbesar dari India dengan basis konsumen global di lebih dari 80 negara yang tersebar di 6 benua. Pabrikan ini memperkuat penetrasinya di pasar global dengan mengakuisisi pemain utama di industri ban di Meksiko, Tornel, pada 2008.

JK Tyre telah menemui Pak Agus Tjahajana [Dirjen Industri Kerjasama Internasional Kementerian Perindustrian] dan minta difasilitasi untuk bertemu Mega Rubber. Mereka mendengar pabrik Mega Rubber mau dijual jadi berminat untuk investasi. Dalam waktu dekat mereka akan bertemu dengan saya, kata Ketua Umum APBI A.Azis Pane kepada Bisnis, hari ini.

Pabrik ban milik PT Mega Rubber di Semarang, telah berada dalam kondisi tidak aktif (idle) sejak 2006 silam. Pabrik ini memproduksi ban motor dan bias. Selain pabrik Mega Rubber, satu pabrik ban lainnya yakni milik PT Mega Safe Tire di Salatiga juga dalam kondisi idle. Kedua fasilitas manufaktur yang berada dalam satu group Damatex ini telah berhenti beroperasi dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya sejak 4 tahun lalu.

Meski belum bertemu, Azis menyarankan kepada JK Tyre agar membeli sekaligus menghidupkan kembali kedua pabrik yang telah lama tidak beroperasi tersebut. Memiliki total gabungan kapasitas terpasang 1.500 unit per hari, pengoperasian kembali kedua pabrik ini diyakini dapat menjawab peningkatan permintaan pasar ban di masa mendatang.

Sebaiknya diambil [dibeli] dua-duanya, JK Tyre dapat membuat kantor di Semarang dan pabrik di Salatiga. Pabrik di Salatiga teknologinya high tech, sedangkan di Semarang tidak dapat dikembangkan karena lahan yang terbatas dan teknologi out of date, katanya.

Menurut Azis, potensi investasi yang dapat ditarik apabila JK Tyre merealisasikan minatnya diperkirakan sebesar US$210 juta. Angka ini didasarkan pada asumsi kebutuhan investasi untuk memodernisasi kedua pabrik di Salatiga dan Semarang, serta harga dua pabrik tersebut yang ditaksir US$60 juta.

Mereka mesti memperbaiki mesin pabrik di Semarang dan Salatiga karena sekarang teknologi industri ban sudah berkembang pesat, mengarah pada eco tyre. Sedangkan kedua pabrik ini belum eco tyre, termasuk di Salatiga yang mesin-mesinnya terbilang baru, tutur Azis.

Berdasarkan catatan, sebanyak hampir 1.700 karyawan dua pabrik tersebut telah di rumahkan pada 2006 karena pabrik berhenti beroperasi. Fasilitas produksi ini memproduksi lima jenis ban yang diekspor ke berbagai negara.

Apabila JK Tyre masuk, mereka tidak akan merusak pasar dalam negeri. Saya sarankan merekafokus dan memanfaatkan pasar ekspor Mega Rubber. Sebelum tutup, pabrik di Jawa Tengah ini memang menggarap pasar ekspor ban mobil, khususnya di kawasan Timur Tengah dengan produk Mega Tire, jelas Azis.

Azis sebelumnya menegaskan Indonesia membutuhkan tambah dua hingga tiga pabrik ban baru, termasuk fasilitas manufaktur ban sepeda motor, guna merespon kenaikan permintaan pasar yang terus berkembang.

Tahun ini, pasar ban nasional terus bergerak naik seiring dengan penjualan produk otomotif yang bergairah dan permintaan pasar ekspor yang menguat. Penjualan ban ke pabrikan mobil (original equipment/OE) hingga November tahun ini meningkat signifikan.

Berdasarkan data terbaru APBI, penjualan ban mobil penumpang (PCR) jenis OE tahun ini naik 51,6% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara penjualan ban besar (bias) melonjak 73%.

Terkait JK Tyre, dalam laman resmi perusahaan, produk-produk yang dihasilkan pabrikan ini dipasarkan dengan merek JK Tyre dan Vikrant dan bersaing dengan pemain-pemain lain skala internasional. Perusahaan ini memiliki 5 pabrik modern di India yang berlokasi di Karnataka (3 unit), Madhya Pradesh, dan Rajasthan. Serta tiga pabrik di Meksiko, menyusul aksi korporasinya dengan mengakuisisi perusahaan ban di negara tersebut, Tornel.

Menurut Automotive Tyre Manufacturers Association (ATMA), JK Tyre menguasai 22% dari total ekspor ban (berdasarkan nilai FOB) di tingkat dunia sepanjang tahun fiskal 2008-2009 (April-Maret). Pabrikan ini juga mengklaim sebagai eksportir terbesar dari India, untuk ban jenis truk dan bus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : manda
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper