Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: PT Hutama Karya (HK) berencana melakukan penghimpunan dana perusahaan melalui

pelepasan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada 2011 untuk meningkatkan kapasitas usahanya menyusul proyeksi peningkatan bisnis konstruksi.

Direktur Utama Hutama Karya S. Subagyono mengatakan aksi korporasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan pendanaan seiring dengan meningkatnya kontrak pelaksanaan proyek senilai Rp9 triliun-Rp10 triliun pada 2011.

Dia menambahkan saat ini pihaknya tengah menunggu izin dari pemerintah yang diharapkan dapat selesai pada akhir tahun ini sehingga pelaksanaan go public ini dapat direalisasikan pada tahun depan.

Kami berharap seluruh perosedur dapat segera diselesaikan dan izinnya bisa turun akhir tahun ini sehingga IPO bisa dilakukan pada 2011, katanya, hari ini.

Subagyono menambahkan pada tahun depan perusahaan menargetkan dapat menjual jasa konstruksi sekitar Rp4,5 triliun yang merupakan sisa nilai proyek tahun ini, sedangkan untuk proyek baru yang telah ditandatangani sekitar Rp6 triliun.

Menurut dia, tingginya potensi penyelenggaraan jasa konstruksi tersebut sangat membutuhkan dukungan permodalan yang kuat mengingat, ekuitas yang dimiliki perusahaan saat ini hanya sekitar Rp400 miliar.

Kebutuhan permodalan tersebut mendesak dilakukan agar kami dapat mengoptimalkan penyerapan proyek-proyek konstruksi seiring dengan peningkatan belanja konstruksi dan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, ujarnya.

Sementara itu, terkait besaran persentase saham perseroan yang akan dilepas ke publik, Subagyono belum bisa menentukan secara pasti, tetapi jika mengacu dari pengalaman-pengalaman BUMN karya yang sudah lebih dahulu IPO, prosentasi yang dilepas bisa mencapai 35%.

Direktur Keuangan Hutama Karya Suparman mengatakan saat ini perusahaan tengah melakukan penghitungan nilai aset perusahaan dan besaran kebutuhan untuk peningatan kapasitas usaha untuk menentukan besaran persentase pelepasan saham ke public.

Menurut dia, melihat besarnya kontrak pelaksanaan proyek-proyek yang telah ditandatangai oleh perusahaan dan ketersediaan modal, pada tahap awal ini kemungkinan besar perseroan akan melepas sekitar 20%-30% sahamnya.

Tahap awal mungkin sekitar 20%-30% agar nantinya jika ingin meningkatkan permodalan lagi masih ada selisih yang bisa dimanfaatkan lagi mengingat batas pelepasan saham oleh BUMN maksimal 40%, katanya.

Meski demikian, dia menuturkan kemampuan perusahaan dalam mengcover proyek-proyek konstruksi yang telah ditandatangani masih relatif aman mengingat pembiayaan yang tersedia saat ini mencapai Rp2 triliun.

Dia menuturkan pihaknya berharap izin IPO itu dapat segera turun untuk memanfaatkan peluang membaiknya kondisi pasar modal yang diperkirakan masih terus berlanjut hingga 2012, selain itu sektor konstruksi terus tumbuh sejalan dengan perekonomian nasional mendorong peningkatan kebutuhan produk-produk konstruksi dan infrastruktur.

Kondisi pasar modal saat ini tengar bergairah, kami berharap dapat memanfaatkan peluang ini, ujarnya.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper