Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta pemerintah untuk lebih bijaksana yakni tidak menaikkan tarif perpajakan di sektor otomotif secara bersamaan dengan implementasi kebijakan pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi pada 2011.

Industri otomotif pada tahun depan bakal menghadapi tantangan isu kenaikan pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) dan rencana penerapan pajak kendaraan secara progresif di sejumlah daerah pada 2011. Besaran kenaikan pajak dan jadwal penerapan tersebut dapat berbeda-beda, tergantung kebijakan dan kesiapan masing-masing pemerintah daerah (pemda).

Pemerintah kurang bijaksana kalau menaikkan sesuatu secara berbarengan. Kenaikan ekonomi Indonesia ditunjang oleh sektor transportasi, kalau dibedah lagi itu ditunjang oleh otomotif. Seharusnya pemerintah menyadari sektor ini sebagai engine growth, dijaga agar terus tumbuh, kata Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan Danusasmita, baru-baru ini.

Dia menuturkan pemda di sejumlah wilayah berancang-ancang untuk menaikkan tarif pajak di sektor otomotif pada tahun depan. Di Jawa Timur misalnya, pajak BBNKB akan dikerek naik sebesar 15%, Kalimantan 15%, sedangkan wilayah Jakarta berniat menerapkan pajak kendaraan secara progresif.

Kalau untuk kebijakan pembatasan BBM subsidi, saya tidak pernah berkeberatan, tetapi kebijakan itu harus ditunjang dengan persiapan yang benar dan matang dari pemerintah, ujar Johnny yang juga Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM).

Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gaikindo sebelumnya menegaskan pemerintah diminta untuk melakukan sosialisasi secara jelas kepada masyarakat luas terkait rencana pembatasan BBM subsidi, yakni premium.

Kalau mau diberlakukan, tolong sosialisasi yang baik ke masyarakat, dengan waktu yang cukup dan secara jelas, sehingga tidak menimbulkan gejolak. Karena kalau itu memang sudah keputusan, kami akan menyesuaikan, katanya.

Dia menegaskan adanya pembatasan pemakaian premium berarti biaya BBM yang dikeluarkan masyarakat akan meningkat. Kondisi ini dikhawatirkan akan memengaruhi permintaan produk otomotif, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya penjualan mobil terkoreksi sekitar 30% ketika harga BBM naik.

Lebih lanjut, Johnny mengakui pengguna mobil di kelas Toyota Avanza, diperkirakan akan terkena dampak pembatasan BBM subsidi ini. Saat ini, sekitar 70% pengguna mobil low MPV ini menggunakan premium. Pasar mobil nasional saat ini masih didominasi oleh segmen MPV.

Kami yakin, pengguna mobil akan mengubah pola pikir dan perilaku menjadi lebih hemat, ujar Johnny.

Dia memproyeksikan pasar mobil nasional diperkirakan tumbuh menjadi kisaran 750.000 unit-760.000 unit, dari tahun ini yang diprediksi menembus 740.000 unit-750.000 unit. Laju pertumbuhan pasar mobil nasional pada 2011, diprediksi tidak akan melonjak drastis seperti tahun ini yang melambung hingga 51%, seiring adanya faktor dari isu kenaikan pajak.

Biasanya ada koreksi setelah pasar meningkat tajam. Isu kenaikan pajak akan menjadi faktor negatif, sedangkan faktor positif yang mendorong pertumbuhan adalah nilai tukar, bunga yang diharapkan stabil dan gross domestic product (GDP) yang meningkat, tutur Johnny.

Proyeksi pasar mobil di kisaran 750.000 unit-760.000 unit pada 2011 merupakan angka patokan most likely (moderat), sedangkan secara optimistis dapat tumbuh menuju 800.000 unit. Prediksi penjualan mobil pada 2011 sebesar 800.000 unit dapat saja tercapai apabila semua asumsi bergerak positif dan tidak ada gonjang-ganjing stabilitas politik dan hukum.

Sampai akhir 2010, Johnny memperkirakan penjualan mobil di Indonesia akan ditutup di kisaran 740.000 unit-750.000 unit (secara wholesales) dan sekitar 715.000 unit-720.000 unit (ritel). Sampai posisi November, penjualan mobil nasional tercatat 694.574 unit.

Sampai November, angka ritel nasional 651.000 unit dan kalau Desember ini jumlah penjualan 60.000 unit, setidaknya keluar angka ritel 715.000 unit-720.000 unit. Ini harus hati-hati karena ada sekitar 20.000 unit-30.000 unit di jaringan (pipa). Buat konsumen tentu oke, tapi ada perang harga, semua mendorong ke pasar, paparnya.

TAM selaku pemimpin pasar mobil nasional menargetkan meraup 36% pangsa pasar mobil pada 2011. Sampai November, Toyota telah mengantongi penjualan sebanyak 257.220 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : manda
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper