Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: PT Holcim Indonesia Tbk membantah rumor yang mengabarkan rencana produsen terbesar kedua di Indonesia itu akan go private dalam waktu dekat.

Relationship Manager Director Holcim Rusli Setiawan mengatakan hingga saat ini tidak ada rencana untuk go private dalam waktu dekat. Satu-satunya rencana aksi korporasi dalam waktu dekat yang akan dilakukan emiten berkode saham SMCB ini adalah kuasi reorganisasi.

Tidak ada rencana untuk go private. corporate action yang akan kita lakukan dalam waktu dekat adalah kuasi reorganisasi. Besok kami minta persetujuan pemegang saham, ujarnya saat dihubungi Bisnis, hari ini.

Rusli mengatakan kuasi reorganisasi dilakukan untuk menunjukkan neraca keuangan perseroan saat ini tanpa memperhitungkan beban utang masa lalu yang seluruhnya disebabkan adanya kerugian kurs. Perseroan telah melaporkan rencana tersebut ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada minggu lalu.

Seperti diketahui, Holcim Indonesia mengalami rugi selisih kurs yang signifikan dan tidak mampu membayar utangnya. Perseroan membukukan defisit secara konsolidasi sebesar Rp3.94 triliun pada 30 juni 2010.

Perseroan sebenarnya telah membukukan laba bersih selama empat tahun berturut-turut, namun laba tersebut belum dapat menutup deficit dan restrukturisasi utang.

Dengan kuasi reorganisasi itu akan memberikan gambaran wajar tentang perusahaan saat ini, dimana kami terus mencatat laba. Adapun rugi yang kami alami masa lalu itu karena kerugian kurs, jelasnya.

Dia menambahkan dengan adanya kuasi reorganisasi yang akan menyehatkan neraca keuangan perseroan, maka bisa memudahkan perseroan untuk memeroleh tambahan dana untuk pengembangan bisnis serta membagikan dividen kepada pemegang saham.

Dengan pertimbangan tersebut, Rusli meyakini pemegang saham kemungkinan besar akan menyetujui rencana itu. Adapun penerapan neraca yang baru akan dimulai pada tahun depan.

Besok itu [kuasi reorganisasi] menjadi agenda tunggal dalam RUPS kami. Dengan pertimbangan-pertimbangan tadi sepertinya pemegang saham juga akan menyetujui. Kemungkinan awal tahun depan bisa diterapkan, tutupnya. (api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper