Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed terus cetak uang besar-besaran

WASHINGTON: Meskipun telah ada tanda-tanda perbaikan dalam indikator perekonomian, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan akan terus mencetak uang besar-besaran dalam program quantitative easing putaran kedua.

WASHINGTON: Meskipun telah ada tanda-tanda perbaikan dalam indikator perekonomian, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan akan terus mencetak uang besar-besaran dalam program quantitative easing putaran kedua.

Federal Open Market Committee (FOMC), komite yang mengurusi operasional pasar The Fed, dalam pernyataan tertulis seusai pertemuan di penghujung 2010, kemarin waktu setempat, mengatakan perbaikan pada indikator pertumbuhan tidak cukup untuk menurunkan angka pengangguran.Inflasi juga terus menunjukkan tren rendah. Selain mempertegas rencana pembelian obligasi negara sebanyak US$600 miliar hingga Juni --lebih dikenal dengan istilah quantitative easing tahap II, The Fed juga dan memperpanjang kebijakan suku bunga rendah.Langkah para pejabat bank sentral yang dikepalai Ben S. Bernanke itu sekaligus merupakan perlawanan atas kritik politisi Republik di Kongres AS yang menilai kebijakan quantitative easing putaran II bisa memicu inflasi dan gelembung harga aset.Langkah yang diambil The Fed mensinyalkan fokus kebijakan pada upaya menurunkan angka pengangguran, yang sejak Mei 2009 terus melampaui level 9,4%."Pesan yang jelas terlihat adalah tidak ada pertimbangan kembali untuk menghentikan pembelian obligasi negara. Mereka telah mengabaikan perbaikan indikator pertumbuhan ekonomi," tutur Jim OSullivan, global chief economist dari MF Global Ltd di New York.Tanda-tanda penguatan ekonomi, ditambah potensi penambahan stimulus fiskal, telah mendorong imbal hasil surat utang pemerintah AS ke level lebih tinggi hingga 3,47% untuk tenor 10 tahun dari sebelumnya 2,57% pada 3 November, ketika program pembelian obligasi negara US$600 miliar diumumkan."Keputusan The Fed akan memberi pedoman kepada pelaku pasar untuk fokus pada angka pengangguran sebagai alat ukur yang relevan untuk mengetahui apakah ekonomi tumbuh cukup cepat," kata Dean Maki, chief U.S. economist pada Barclays Capital di New York. (dea/mrp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper