Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: Kalangan perbankan mendesak Bank Indonesia (BI) agar uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) rumah sejahtera (bersubsidi) ditetapkan minimal 10% untuk menekan risiko aktiva bank penyalur KPR.Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) Iqbal Latanro mengatakan jika risiko kredit dapat ditekan, peluang bagi bank-bank lain menyalurkan KPR rumah sejahtera semakin banyak. Sampai saat ini, BTN masih menjadi bank penyalur KPR terbesar dengan pangsa pasar 97% dari seluruh kredit rumah bersubsidi.Menurut dia, jika uang muka ditetapkan di bawah 10%, aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang membebani bank penyalur KPR bersubsidi semakin besar. Jika uang muka KPR bersubsidi 10%, ATMR bank penyalur berada pada skala 45.Namun, jika uang muka di bawah 10% atau sekitar 7,5% seperti yang berlaku dalam pola lama fasilitas subsidi KPR, ATMR perbankan bisa menembus skala 80. Orang terkadang tidak mengerti kalau uang muka rendah, risiko yang ditanggung bank sangat besar, katanya hari ini.Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa juga sependapat denganpenetapan uang muka minimal KPR bersubsidi agar risiko bank penyalur KPR bersubsidi ditekan dengan cara memperkecil skala ATMR.Menurut dia, adanya uang muka 10% dari harga rumah tak akan membebani masyarkat berpenghasilan rendah mendapatkan rumah sejahtera.Jika rumah sejahtera saat ini sekitar Rp55 juta, uang muka yang harus dibayar oleh calon pembeli hanya sekitar Rp5 juta. Jika seorang PNS ingin membeli rumah, dia boleh meminta pinjaman dari Bapertarum PNS sekitar Rp15 juta.Meski begitu, Iqbal tak menampik usulan meningkatkan uang muka KPR bersubsidi berpotensi memunculkan isu rendahnya penyerapan KPR. Namun, dia tak menyetujui alasan tersebut lantaran besar kecilnya penyerapan KPR bersubsidi dipengaruhi berbagai faktor termasuk kesiapan pengembang menyediakan stok rumah sejahtera di berbagai daerah. (tw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper