Tahun ini, katanya, ada dua operator mother vessel dari Taiwan yang memutuskan berhenti beroperasi ke Belawan.
Kami harapkan proses pengerukan segera diselesaikan karena kapal mother vessel tidak bisa masuk sandar ke Belawan, katanya kepada Bisnis di sela-sela forum FASA (Federation Asean Shipowners Association), hari ini.
Dia menjelaskan pendangkalan tersebut menyebabkan biaya yang ditanggung pelayaran sangat tinggi. Kerugian lainnya juga harus ditanggung oleh pemilik baran, terutama eksportir karena harga produk Indonesia menjadi lebih mahal.
Sebelumnya, Bisnis memberitakan tiga perusahaan pelayaran luar negeri berhenti beroperasi di Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara dalam 2 tahun terakhir menyusul tingginya tingkat kongesti di pelabuhan dan menurunnya produktivitas ekspor daerah itu.
Ketiga perusahaan pelayaran asing yang beroperasi di Belawan tersebut adalah dua dari Taiwan yang sudah tidak beroperasi sejak Agustus 2010, dan satu dari Korea Selatan sudah berhenti beroperasi sejak tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel