Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terus Gempur Suriah, Turki Abaikan Sanksi AS

Turki terus maju menggempur milisi Kurdi YPG di Suriah utara pada Selasa (15/10/2019), tidak menghiraukan sanksi Amerika Serikat dan seruan agar negara itu berhenti.
Anggota Tentara Nasional Suriah, yang dikenal sebagai Free Syrian Army, berkendara untuk menyeberang ke Suriah dekat kota perbatasan Turki Ceylanpinar di provinsi Sanliurfa, Turki, 10 Oktober 2019./REUTERS-Stringer.
Anggota Tentara Nasional Suriah, yang dikenal sebagai Free Syrian Army, berkendara untuk menyeberang ke Suriah dekat kota perbatasan Turki Ceylanpinar di provinsi Sanliurfa, Turki, 10 Oktober 2019./REUTERS-Stringer.

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Turki Tayyip Erdogan bersikeras tidak akan pernah mengumumkan gencatan senjata di timur laut Suriah dan tidak akan bernegosiasi dengan pasukan Kurdi.

Turki terus maju menggempur milisi Kurdi YPG di Suriah utara pada Selasa (15/10/2019), tidak menghiraukan sanksi Amerika Serikat dan seruan agar negara itu berhenti.

Pada Senin, Presiden AS Donald Trump mengumumkan sanksi pada Turki karena tindakan ofensifnya itu. Washington bahkan akan mengancam lebih banyak menjatuhkan sanksi untuk membujuk Turki agar melakukan gencatan senjata dan menghentikan serangannya.

Namun, Erdogan mengatakan bahwa serangan itu akan berlanjut sampai mencapai tujuannya. Dia menambahkan bahwa ia tidak khawatir tentang sanksi.

"Mereka mengatakan 'nyatakan gencatan senjata'. Kami tidak akan pernah mendeklarasikan gencatan senjata, ”kata Erdogan, dikutip dari Reuters, Rabu (16/10/2019).

“Mereka menekan kami untuk menghentikan operasi. Mereka mengumumkan sanksi. Tujuan kami jelas. Kami tidak khawatir dengan sanksi apa pun,” katanya.

Terus Gempur Suriah, Turki Abaikan Sanksi AS

Erdogan mengungkapkan bahwa melalui panggilan telepon, dia meminta Trump untuk mengirim delegasi AS ke Ankara untuk membahas tuntutan mereka dan mencoba mencapai kesepakatan. Rencananya Wakil Presiden AS Mike Pence akan bertemu dengan Erdogan di Ankara pada Kamis mendatang.

Keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah utara tidak hanya membuka jalan bagi serbuan Turki, tetapi juga memberikan kebebasan bagi musuh-musuh AS, Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya Rusia dan Iran, dalam perang berkelanjutan yang paling mematikan di dunia. Pengerahan tentara Suriah ke wilayah yang dikuasai Kurdi menandai kemenangan bagi Assad dan Rusia.

Ditanya tentang pengerahan pasukan Suriah ke kota utara Manbij, Erdogan yang mendukung pemberontak Suriah yang berjuang untuk menggulingkan Assad, mengatakan bahwa ia tidak terganggu.

“Rezim yang memasuki Manbij tidak terlalu negatif bagi saya. Mengapa? Lagipula itu tanah mereka. Tetapi, yang penting bagi saya adalah bahwa organisasi teroris (YPG) tidak tinggal di sana, ”kata Erdogan.

“Saya juga mengatakan ini kepada Pak Putin. Jika Anda membersihkan Manbij dari organisasi teroris, silakan, Anda atau rezim dapat menyediakan semua logistik. Tetapi jika Anda tidak akan melakukan ini, orang-orang di sana menyuruh kami untuk menyelamatkan mereka, ”tambahnya.

Secara terpisah, kantor kepresidenan Turki menyatakan bahwa Erdogan telah mengatakan tujuannya melakukan serangan ke Suriah utara kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon. Erdogan menjelaskan bahwa operasi Turki akan berkontribusi pada upaya kontra-terorisme, integritas wilayah Suriah, dan proses solusi politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper