Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Takut Di-Wanzhou-kan, Pebisnis China dan AS Khawatir Bepergian

Efek penangkapan Chief Financial Officer Huawei Technologies meluas. Para eksekutif bisnis asal China maupun Amerika Serikat dikabarkan menjadi khawatir bepergian.
Meng Wanzhou: Pengusaha China dan AS takut bepergian/huawei.com
Meng Wanzhou: Pengusaha China dan AS takut bepergian/huawei.com

Bisnis.com, JAKARTA – Efek penangkapan Chief Financial Officer Huawei Technologies Meng Wanzhou meluas. Para eksekutif bisnis asal China maupun Amerika Serikat dikabarkan menjadi khawatir bepergian.

Meng Wanzhou yang juga putri pendiri raksasa teknologi asal China tersebut ditangkap otoritas Kanada pada 1 Desember atas permintaan pemerintah AS. Kabar beredar menyebutkan penangkapan Meng lantaran tuduhan pelanggaran sanksi AS terhadap Iran.

Sepertinya ada kekhawatiran di antara pelaku bisnis di China bahwa penangkapan Meng Wanzhou akan berimbas pada mereka. Namun keresahan tak hanya dirasakan pelaku bisnis China. Para pebisnis AS ternyata mencemaskan adanya retaliasi alias aksi balasan.

“Saya dapat memahami mengapa para eksekutif bisnis mungkin memiliki kekhawatiran atas penangkapan petinggi Huawei,” kata William Zarit, ketua Kamar Dagang Amerika di China dan penasihat senior di sebuah perusahaan konsultan, The Cohen Group, seperti dilansir Bloomberg.

“Beberapa eksekutif [AS] yang mungkin bepergian ke China seperti merasa bahwa China kemungkinan akan menyerukan semacam peraturan atau peraturan tidak tertulis dan mungkin melakukan retaliasi,” ujarnya.

Proses Hukum di Kanada

Diberitakan sebelumnya bahwa Pengadilan provinsi Kanada, yang mempertimbangkan pemberian jaminan kepada pejabat tinggi Huawei Technologies yang menghadapi kemungkinan ekstradisi ke Amerika Serikat, bersidang lagi pada Senin tanpa memutuskan nasib pejabat tersebut.

Para jaksa Amerika Serikat menginginkan Meng Wanzhou diektradisi untuk menghadapi tuduhan menyesatkan bank multinasional mengenai kendali Huawei atas perusahaan yang bergerak di Iran, yang membuat bank berisiko melanggar sanksi AS dan akan terkena hukuman berat, kata dokumen.

Meng, ditangkap pada 1 Desember ketika akan berganti pesawat di Vancouver. Dalam pernyataan di bawah sumpah, ia mengatakan tidak bersalah dan akan menghadapi tuduhan terhadap dirinya di pengadilan jika dia diserahkan ke AS.

Hakim di pengadilan Kanada, Senin mengatakan akan melanjutkan proses peradilan pada Selasa untuk mendengarkan keterangan agar bertambah yakin akan isu tersebut serta memastikan siapa yang mengambil tanggung jawab atas aksi Meng jika dia dibebaskan.

David Martin, pengacara Meng, mengatakan kepada pengadilan bahwa alat-alat pengawasan berteknologi tinggi dan rincian keamanan 24-jam akan menjamin kliennya tidak melarikan diri. Martin juga menyebutkan soal uang jaminan sebesar 15 juta dolar Kanada (Rp16,9 miliar lebih) yang ditawarkan suami Meng sebagai jaminan.

Di sisi lain hakim dan penuntut umum mempertanyakan apakah suami Meng dapat melakukan hal tersebut sementara dia bukan warga British Columbia, tempat Vancouver berada, dan tidak akan menerima akibat jika istrinya melanggar syarat pemberian jaminan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg/Reuters/Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper