Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laode M. Syarif: Saya Bukan Selebriti di Twitter, Tapi...

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berupaya menyesuaikan konten dan cara penyajian informasi di media sosial dengan selera generasi yang sekarang dikenal sebagai milenial.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kiri) mengamati informasi di stan pameran anti korupsi ketika menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi Dunia (Hakordia) 2018 di Jakarta, Selasa (4/12/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kiri) mengamati informasi di stan pameran anti korupsi ketika menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi Dunia (Hakordia) 2018 di Jakarta, Selasa (4/12/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi berupaya menyesuaikan konten dan cara penyajian informasi di media sosial dengan selera generasi yang sekarang dikenal sebagai milenial.

Bukan berarti hal tersebut menandakan akun-akun media sosial milik KPK sepi dari pengikut, tetapi kesadaran salah satu Komisionernya Laode M. Syarif lah yang mencetuskan ide tersebut.

Syarif mengatakan KPK memiliki sekitar 2,6 juta pengikut untuk akun Twitter KPK RI, 329 ribu di Instagram, dan 1,3 juta pengikut di Facebook.

"KPK sadar persis bahwa media sosial itu dapat dimanfaatkan untuk tujuan kebajikan. Bisa kita lakukan untuk acara-acara, informasi informasi yang berhubungan baik dengan penindakan maupun pencegahan korupsi," ujarnya.

Hal itu dikatakan Syarif saat memberi kata sambutan di hari kedua rangkaian acara Hari Anti Korupsi Se-Dunia (Hakordia) di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Syarif menilai jumlah pengikut lembaga antikorupsi tersebut di dunia maya tidak sedikit, tetapi dibandingkan dengan media sosial milik beberapa kementerian KPK masih kalah.

"Mungkin karena konten KPK itu isinya jarang lucu-lucu. Isinya itu selalu bahasanya formal. Oleh karena itu, mungkin kontennya dan cara penyajiannya kita upayakan sesuai dengan selera milenial," lanjutnya.

Selain itu, mengingat rentannya pencurian informasi di dunia maya, seperti yang terjadi di Facebook di Amerika Serikat pada Pemilu Presiden 2016 lalu, KPK mengatakan harus berhati-hati dalam rangka menjaga keamanan konten.

"Pada kesempatan ini, kami berharap untuk membicarakan dan menanyakan keada beberapa narasumber bagaimana cara memelihara konten," ucap Syarif.

Ia mengaku sebelumnya pernah memiliki dua akun media sosial, yakni Facebook dan Twitter. Namun, Syarif kemudian menutup akun Facebooknya dengan satu alasan, yaitu privasi.

Untuk akun Twitter, Laode memiliki sekitar 8.000 pengikut. Menurutnya, jumlah pengikut yang dia miliki di Twitter menggambarkan bahwa dirinya bukanlah selebritas di media sosial.

"Saya punya Twitter walaupun followernya kurang dari 10 ribu. Maksudnya, saya bukan selebriti di twitter. Tetapi saya bisa melihat mood orang dengan twitter saya. Kalau mereka senang dengan KPK, saya bisa lihat, kalau mereka ngomel tentangg KPK saya bisa lihat. Jadi instropeksi diri juga bagus," jelasnya.

Syarif  juga berharap konten-konten media sosial dari instansi pemerintah ikut mengampanyekan hal-hal antikorupsi. Instansi pemerintah, ujarnya, di samping menyiarkan dan memperkenalkan apa tugas fungsi pokok dan capaian-capaian yang ada diharapkan juga menjadi pusat edukasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper