Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Upayakan Pasar Tradisional dapat Bersaing E-Commerce

Dagang elektronik (online shopping) di Singapura tidak bergairah kendati Amazon Inc. telah mengembangkan platform-nya di sana pada pertengahan 2017.

Bisnis.com, JAKARTA—Dagang elektronik (online shopping) di Singapura tidak bergairah kendati Amazon Inc. telah mengembangkan platform-nya di sana pada pertengahan 2017. Hal itu ditopang oleh industri mal di Negari Singa yang kian bekerja keras untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya.

Dengan menurunnya jumlah penyewa dan meningkatnya lowongan lapangan kerja di operator mal terbesar di Singapura, para pemilik tanah di sana telah terdorong untuk melakukan reposisi, seperti halnya di negara-negara lain di Asia dan Amerika Serikat.

Di dalam upayanya menarik masyarakat untuk tetap datang ke pusat perbelanjaan, baik sekadar untuk makan maupun bersenang-senang, para pemilik tanah di Singapura menyediakan ruangan tambahan seperti tempat yoga, gym tinju, dan panjat dinding, begitu pula menyediakan lebih banyak pilihan untuk makanan dan minuman di pusat-pusat perbelanjaan.

Kendati beberapa ibukota di dunia telah mencoba hal yang serupa dalam beberapa tahun terakhir, tapi hanya Singapura—yang memiliki guyonan bahwa berbelanja adalah olahraga nasional—yang berhasil.

Di tingkat negara kota, penetrasi dagang-el di Singapura berada di belakang Slovakia dan Yunani, menjadikannya negara maju terendah yang memiliki gairah dagang-el. Adapun hal itu juga disebabkan oleh Pemerintah Singapura yang akan membebankan pajak besar untuk impor e-commerce per 2020.

Upaya-upaya pebisnis dan pemerintah itu pun mulai memperlihatkan dampak, setidaknya dalam hal pengunjung. 

Di VivoCity, pusat perbelanjaan terbesar di Singapura, total pengunjung telah meningkat 3,1% pada periode April—September karena pemiliknya, Mapletree Commercial Trust, menambahkan ring bumper car di sana. Tapi, di sisi lain, tingkat penjualan memang sedikit turun.

Sementara di mal lainnya, pengunjung dapat menghabiskan hari dnegan mengambil kelas memasak atau berpartisipasi di dalam sesi yoga. Di Clarke Quay milik CapitaLand, para pengunjung dapat meminum margarita sambil bermain di lapangan golf mini dalam ruangan.

Mal Westgate dan Funan milik CapitaLand pun akan menyediakan ABC Cooking Studio, di mana pengunjung dapat belajar memasak kue atau membuat wagashi (makanan tradisional Jepang).

 Namun demikian, jumlah pembeli di CapitaLand Mall Trust, yang memiliki portofolio sebanyak 15 pusat perbelanjaan, turun 1,8% pada sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan tiap tenan per kuadrat persegeginya meningkat 0,5% di periode yang sama.

“Kendati saat ini pangsa pasar penjualan daring itu kecil, laju pertumbuhannya akan meningkat karena konsumen di masa depan akan memasuki pasar itu [dagang-el],” kata CEO CapitaLand Lee Chee Koon, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (25/11/2018).

Dia melanjutkan, bisnis tradisional (brick and mortar business) harus dapat berkompetisi untuk menjual produk dan jasa untuk meningkatkan kualitas bisnis ritel dan koneksi emosional dengan konsumen.

Prime yang diluncurkan oleh Amazon pada Juli tahun lalu pun memang langsung menghadapi kendala biaya dalam pengiriman. Pasalnya, mal dan pusat perbelanjaan di Singapura hanya berjarak beberapa menit dari tempat tinggal masyarakat. 

Singapura pun bertautan dengan Hong Kong sebagai negara yang memiliki kawasan ritel per kapita di Asia.

Namun demikian, Cushman&Wakefield Inc. menyebutkan mal yang tidak dapat mengefektifkan aktivitas inkorporat tenannya berisiko tertinggal di masa depan. Pasalnya, milenial yang menjadi target dari pasar dagang-el akan lebih menyukai layanan dan produk yang didapatkan dengan mudah.

Dengan perkiraan bahwa sekitar 803.000 kuadrat kaki dari kawasan ritel akan berubah menjadi online dalam 15 bulan ke depan, Kepala Riset untuk Singapura di JLL Huey Ying Tay menyebutkan bahwa rental tempat perbelanjaan akan terus tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper