Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Pangan Bersubsidi dari PD Dharma Jaya Minim

Penyerapan pangan subsidi berupa daging dan ayam dari Perusahaan Daerah (PD) Dharma Jaya masih jauh dari alokasi yang diperuntukkan.
PD Dharma Jaya/Istimewa
PD Dharma Jaya/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA- Penyerapan pangan subsidi berupa daging dan ayam dari Perusahaan Daerah (PD) Dharma Jaya masih jauh dari alokasi yang diperuntukkan.

Direktur Utama PD Dharma Jaya Johan Romadhon menyebutkan dari 880.000 orang yang tercatat berhak sebagai penerima bantuan pangan bersubsidi, baru 300.000-350.000 orang yang datang mengambil atau mengklaim haknya secara rutin.

Adapun mereka yang berhak mendapat pangan bersubsidi tersebut adalah para pemegang kartu Jakarta Pintar (KJP), kartu lansia, kartu penghuni rusunawa, kartu pekerja yang baru diluncurkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan kartu difabel.

“Jadi, masih belum sampai separuhnya,” katanya, Kamis (22/11/2018).

Menurutnya, rendahnya serapan alokasi bantuan pangan bersubsidi ini bisa jadi karena titik distribusi yang masih minim. Saat ini ada 200 titik distribusi yang tersebar di daerah Jakarta untuk melayani 880.000 orang yang berhak.

Belum lagi, tidak semua titik distribusi tersebut buka setiap hari sepanjang bulan. Hal ini berpotensi menyebabkan tingginya antrian jika masyarakat hendak membeli bantuan pangan bersubsidi tersebut.

“Jelas-jelas kalau cuma 200 [titik distribusi] sementara 880.000 ribu kalau dirata-rata kan berarti 4000 orang [per titik],” tambahnya.

Belum lagi, dengan banyaknya jumlah masyarakat yang harus dilayani di satu titik membuat antrian menjadi panjang. Titik distribusi yang sedikit, menurut Johan, juga mungkin cukup jauh dari lokasi tinggal sebagian penerima subsidi sehingga mereka enggan untuk datang mengambil haknya.

“Jadi kalau bulan puasa, [seperti pada] Juni itu kan hari kerja cuma 12 hari. Itu orang habis sahur langsung antri, 03.30 WIB sudah antri,” tambahnya.

Seperti diketahui, PD Dharma jaya merupakan perusahaan daerah yang bergerak di sector perdagangan dan rumah potong hewan (RPH).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper