Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tuduh China Masih Curi Kekayaan Intelektual

Tuduhan tersebut muncul dalam laporan setebal 53 halaman yang dikeluarkan kantor Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer pada Selasa (20/11/2018), hanya 10 hari sebelum Presiden Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat menuduh China melanjutkan kampanye pencurian kekayaan intelektual dan teknologi yang didukung negara.

Tuduhan tersebut muncul dalam laporan setebal 53 halaman yang dikeluarkan kantor Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer pada Selasa (20/11/2018), hanya 10 hari sebelum Presiden Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires.

Waktu rilis laporan tersebut tampaknya menjadi langkah oleh beberapa anggota pemerintahan Trump yang lebih hawkish seperti Lighthizer untuk memperkuat posisi AS KTT dan ketika anggota kabinet lainnya seperti Menteri Keuangan Steven Mnuchin mendorong dimulainya kembali negosiasi.

"China pada dasarnya tidak mengubah tindakan, kebijakan, dan praktik yang terkait dengan transfer teknologi, kekayaan intelektual, dan inovasi, dan memang tampaknya telah mengambil tindakan lebih tidak masuk akal dalam beberapa bulan terakhir," ungkap laporan tersebut, seperti dikutip Bloomberg.

Dalam laporan itu, AS menuduh Cina melanjutkan kampanye serangan cyber yang didukung negara terhadap perusahaan-perusahaan AS yang sedang mengembangkan teknologi. Kementerian Perdagangan China belum memberikan komentar terhadap laporan tersebut.

Laporan tersebut juga mengutip laporan pada Oktober 2018 oleh para ahli dari US Naval War College dan Tel Aviv University yang menemukan bahwa China Telecom diduga terlibat dalam kampanye untuk "membajak traffic Internet dan mengarahkannya melalui server di China untuk kemungkinan dilakukan pengumpulan dan analisis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper