Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perjanjian Brexit Dapat Dukungan dari Kabinet Inggris

Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut draf perjanjian Brexit yang disepakati Inggris dan Uni Eropa (EU) telah memperoleh dukungan dari kabinet.
Pengunjuk rasa anti Brexit melambaikan bendera Uni Eropa di luar Gedung Parlemen Inggris di London, Inggris, Selasa (13/11)./Reuters-Toby Melville
Pengunjuk rasa anti Brexit melambaikan bendera Uni Eropa di luar Gedung Parlemen Inggris di London, Inggris, Selasa (13/11)./Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut draf perjanjian Brexit yang disepakati Inggris dan Uni Eropa (EU) telah memperoleh dukungan dari kabinet.

Hal tersebut disampaikan May usai pertemuan berdurasi lima jam dengan kabinet pada Rabu (14/11/2018) yang ia sebut sebagai "debat yang panjang, detil, dan berapi-api."

Dilansir dari BBC, May menyebut dukungan menteri di kabinet merupakan langkah yang menentukan dalam kemajuan Brexit. Dukungan tersebut dapat mendorong kesepakatan Brexit mencapai tahap final.

"Kesepakatan ini adalah refleksi dari hasil referendum [2016] yang membawa kontrol pada keuangan, hukum, dan perbatasan kembali ke tangan kita. Kesepakatan ini juga mengakhiri pergerakan bebas, melindungi pekerjaan, keamanan, dan Union kita," kata May.

Kendati mendapat dukungan dari kabinet, May tetap akan menghadapi tantangan dari parlemen dalam mencapai kesepakatan akhir. Partai Buruh yang merupakan oposisi, melalui pemimpinnya Jeremy Corbyn mengatakan hasil kesepakatan Brexit tidak merefleksikan kepentingan nasional karena tidak memenuhi kebutuhan setiap pihak di Inggris.

Pertemuan dengan kabinet di Downing Street kemarin pun bukanlah pertemuan yang mulus. Sejumlah menteri di kabinet May dikabarkan berbeda pendapat soal draf Brexit yang disepakati Inggris dan UE.

Draf Brexit berisi sejumlah kesepakatan yang mengatur proses perpisahan menjelang keluarnya Inggris secara resmi dari organisasi kerja sama itu pada 29 Maret 2019. Kesepakatan juga berisi penyelesaian isu dana aliran Inggris di UE senilai US$50 miliar.

Ketua negosiator Brexit Michael Barnier mengatakan salah satu isu krusial lain yang tercantum dalam draf kesepakatan adalah perihal perbatasan Irlandia.

Guna menghindari hambatan pabean antara Irlandia Utara (bagian dari Inggris Raya) dan Republik Irlandia yang merupakan anggota UE, kedua pihak sepakat untuk meniadakan pemisah kepabeanan antara kedua wilayah. Inggris akan berada di dalam Serikat Pabean UE dalam waktu yang tidak terbatas, kecuali Inggris mengusung perjanjian baru dalam 2 tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : BBC

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper