Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Italia Abaikan Penalti Komisi Eropa, Proposal Anggaran Tidak Diubah

Pemerintahan Italia tetap dengan target defisit dan pertumbuhan ekonomi yang disusunnya untuk 2019 kendati Komisi Eropa meminta rencana anggaran tersebut direvisi.
Bendera Uni Eropa/Reuters
Bendera Uni Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintahan Italia tetap dengan target defisit dan pertumbuhan ekonomi yang disusunnya untuk 2019 kendati Komisi Eropa meminta rencana anggaran tersebut direvisi.

Hal itu disampaikan Wakil PM Italia Matteo Salvini setelah tenggat waktu untuk merevisi anggaran yang dinilai Komisi Eropa terlalu optimistis tersebut berakhir Selasa (13/11/2018).

“Kami tidak akan mengubah [target anggaran]. Kami percaya inilah anggaran yang dibutuhkan negara ini untuk bangkit kembali,” kata Wakil PM Italia Luigi Di Maio setelah Pertemuan Kabinet, Selasa (13/11/2018) malam, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (14/11/2018).

Dalam surat pernyataan yang dirilis setelah rapat kabinet, Salvini memaparkan target defisit Italia tetap 2,4% terhadap output perekonomian dan target perkiraan pertumbuhan ekonomi tetap sebesar 1,5%—di atas perkiraan UE sebesar 1,2%.

Hal itu pun menggagalkan upaya Menkeu Italia Giovanni Tria yang ingin mengikuti saran dari Komisi Eropa. Sebelumnya, Tria meminta agar proposal tersebut direvisi supaya kekhawatiran mengenai pengeluaran berlebih dan estimasi pertumbuhan yang terlalu optimistis dapat berkurang.

Berdasarkan surat yang diterbitkan Kemenkeu Italia lewat laman resminya, Tria menyampaikan target privatisasi akan dinaikkan menjadi 1% terhadap PDB pada tahun depan dari sebelumnya 0,3% untuk dapat mengurangi rasio utang-terhadap-PDB (menjadi 126% pada 2021).

Selain itu Italia juga meminta kepada Komisi Eropa kelonggaran untuk pengeluaran infrasturktur terkait event tertentu, seperti anggaran infrastruktur sebesar 1 miliar euro yang akan digunakan Italia untuk memperbaiki robohnya Jembatan Genoa dan revitalisasi daerah terkena banjir.

Di sisi lain, Komisi Eropa yang telah menolak proposal anggaran Italia pada bulan lalu kini harus memberikan keputusan, yang dikhawatirkan dapat berakhir dengan penalti sebesar miliaran euro.

Sejatinya, pemberian penalti tersebut juga menjadi dilema bagi Komisi Eropa karena tekanan terharap Partai Populis Italia dapat memicu sentimen anti-UE. 

Ditambah lagi posisi Komisi Eropa saat ini sedang lemah menjelang pergantian kepemimpinan dalam Pemilu Parlemen pada Mei 2019. Salvini berharap kekuatan populis dapat menang dan mengubah lansekap politik Eropa dari dalam.

Adapun petunjuk berikutnya mengenai nasib Italia diperkirakan bakal muncul dalam Pertemuan Komisi Eropa pada 21 November 2018, jika Komisi Eropa membahas tentang penilaian mengenai kondisi keuangan Italia yang hasilnya akan keluar pada musim semi tahun depan.

Dalam prosedur aturan menghadapi defisit berlebih, Pemerintahan UE dapat memberikan waktu selama 6 bulan kepada Italia untuk mempersiapkan diri sebelum proses formalnya dilakukan.

Pemerintah Italia berisiko membayar penalti yang nilainya mencapai 0,2% dari PDB tahunan yang sebesar 1,7 triliun euro (US$1,9 triliun), atau naik menjadi 0,7% jika Roma tidak juga mau menurut.

Sebelumnya, Uni Eropa belum pernah memberikan penalti kepada negara anggotanya karena melanggar aturan anggaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper