Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres Harus Adu Gagasan, Bukan Soroti Figur Capres

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan bahwa selama ini pemilihan presiden di Indonesia lebih terfokus pada figur capres dan cawapres ketimbang gagasan dan konsep yang dimiliki.
Calon Presiden dalam Pilpres 2019 Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Capres Prabowo Subianto di sela-sela pengambilan nomor urut pasangan calon untuk pemilihan Presiden 2019, di kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9/2018)./Reuters-Darren Whiteside
Calon Presiden dalam Pilpres 2019 Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Capres Prabowo Subianto di sela-sela pengambilan nomor urut pasangan calon untuk pemilihan Presiden 2019, di kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9/2018)./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan bahwa selama ini pemilihan presiden di Indonesia lebih terfokus pada figur capres dan cawapres ketimbang gagasan dan konsep yang dimiliki.

Menurutnya, Pilpres 2019 seharusnya menjadi ajang pertarungan gagasan, bukan hanya menonjolkan sosok figur semata.

Enny menjelaskan yang dimaksud dengan konsep yang harus diusung adalah apa yang akan dilakukan secara konkrit ketika terpilih. Selain itu, penting juga untuk menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan.

"Publik sangat berharap bahwa di dalam Pilpres yang akan datang benar-benar yang dilempar kepada masyarakat adalah pertarungan gagasan, konsep," kata Enny kepada wartawa, Senin (12/11/2018).

Pertarungan gagasan pasangan capres-cawapres tersebut sudah diterapkan di banyak negara.

Dengan demikian, masyarakat benar-benar memahami arah kebijakan masing-masing pasangan calon. Enny memberi contoh adalah Pilpres AS 2016 yang menghadapkan Donald Trump dari Partai Republik dan Hilary Clinton dari Partai Demokrat. Pilpres akhirnya dimenangkan oleh Trump.

"Ketika pilihannya Hillary Clinton atau Trump, masyarakat sudah tahu kalau Trump nanti warna kerja ekonominya seperti apa, kalau Hillary Clinton seperti apa," ujar Enny.

Budaya pilpres semacam itu, katanya, tidak pernah terjadi di Indonesia. Karena itulah Enny pun meyakini budaya tersebut harus mulai diterapkan pada Pilpres 2019.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper