Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahfud MD: Perlu Kesadaran Kolektif Perbaiki Sistem Rekrutmen Politik

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebutkan perbaikan sistem rekrutmen politik diperlukan untuk mewujudkan produk dan penegakan hukum yang adil di Indonesia.
Dewan Pengarah Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP) Mahfud MD saat menyampaikan orasi kebangsaan di Sanggar Prativi Building, Jakarta, Selasa (31/7/2018)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Dewan Pengarah Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP) Mahfud MD saat menyampaikan orasi kebangsaan di Sanggar Prativi Building, Jakarta, Selasa (31/7/2018)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, YOGYAKARTA -  Sistem rekrutmen politik di Indonesia dinilai perlu segera diperbaiki.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebutkan perbaikan sistem rekrutmen politik diperlukan untuk mewujudkan produk dan penegakan hukum yang adil di Indonesia.

"Sekarang problem utama kita adalah sistem rekrutmen politik yang buruk, sistem rekrutmen politik kita masih koruptif. Masih pakai uang mahar," kata Mahfud dalam Seminar Nasional bertajuk "Pancasila dan Bela Negara" di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Jumat (2/11/2018) sore.

Menurut Mahfud, rekrutmen politik yang buruk pada gilirannya akan menghasilkan produk hukum atau perundang-undangan yang tidak baik disertai pelaksanaan yang tidak baik pula. "Karena hukum itu produk politik. Kalau politiknya baik maka produk hukumnya juga baik," ujar dia.

Ia mencontohkan untuk mencalonkan diri menjadi bupati atau gubernur rata-rata harus menerim sumbangan dana dari para cukong.  Sehingga saat terpilih menjadi bupati atau gubernur mau tidak mau harus berpikir untuk mengembalikan dana tersebut.

"Akhirnya mau menerima suap untuk menerbitkan izin penebangan hutan, eksplorasi tambang. Izin-izin itu dibuat oleh orang-orang yang 'tersandera'," kata Mahfud yang juga anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Mahfud menyebutkan hingga saat ini posisi skor indeks persepsi korupsi Indonesia masih di angka 37 yang artinya masih tergolong buruk. Meski demikian, skor tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan pada era Orde Baru yang masih di angka 2 yang berarti sangat buruk.

"Dari rentang skor 0-100 indeks persepsi korupsi Indonesia 37. Kalau saudara sekolah di SD, SMP, dan SMA saudara di angka 51 saja tidak lulus. Apalagi ini masih 37, kita masih jauh dari lulus," tutur dia.

Oleh sebab itu, menurut Mahfud, segera diperlukan perbaikan sistem rekrutmen politik. Namun demikian, perbaikan sistem rekrutmen politik itu tidak bisa dilakukan jika hanya perorangan.

"Kita harus berani mengubah pola rekrutmen politik. Harus sadar semua. Kita bicara begini bukan perorangan tetapi harus ada kesadaran kolektif," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper