Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Pemotongan Pajak Penjualan Mobil di China Disambut Antusias

Prospek stimulus kebijakan terhadap pasar otomotif di Chinia mendorong saham pabrikan mobil di Amerika dan Eropa. Tak hanya itu, industri otomotif dalam negeri China sendiri juga menyambut antusias rencana tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA – Prospek stimulus kebijakan terhadap pasar otomotif di Chinia mendorong saham pabrikan mobil di Amerika dan Eropa. Tak hanya itu, industri otomotif dalam negeri China sendiri juga menyambut antusias rencana tersebut.

Badan Perencanaan Ekonomi Utama China mengusulkan pemotongan pajak pembelian mobil hingga setengahnya, karena dampak perang perdagangan yang meningkat dengan Amerika Serikat mengancam pelambatan ekonomi China dan mempengaruhi permintaan untuk kendaraan, Bloomberg melaporkan pada Senin (29/10/2018).

Reuters melaporkan pada awal bulan ini bahwa Asosiasi Diler Mobil China (CADA) telah menyerahkan dokumen ke Kementerian Keuangan dan Perdagangan China yang mengusulkan agar 10% pajak pembelian mobil dipangkas separuhnya.

Rencana pemangkasan pajam mobil ini disambut baik oleh sejumlah penjual mobil di China.

"Pemotongan pajak ini pasti akan berhasil. Dampak penjualannya hampir terjadi segera sama seperti terakhir kali dipotong," ungkap kata Tracy Liu, yang bekerja di sebuah dealer mobil di kota Jinan, yang menjual mobil hasil kerjasama Volkswagen dengan mitra di China, FAW.

Reaksi di pasar saham juga seragam. Saham produsen mobil China melonjak pada Selasa dan bergabung reli saham otomotif, mulai dari Volkswagen AG hingga Ford Motor Co. Saham perusahaan mobil telah tertekan tahun ini karena ketegangan perdagangan menyeret ekonomi China dan pasar saham.

Saham Ford yang merosot 28% sejak awal tahun berita rencana pemangkasan pajak ini, naik sebanyak 6,8% di New York pada perdagangan Senin, sementara saham Guangzhou Automobile Group Co menguat hingga 9% pada Selasa di Hong Kong, mempersempit pelemahan tahun ini menjadi 42%.

Dampak positif penurunan pajak otomotif pernah dirasakan sebelumnya. Penjualan kendaraan penumpang di China naik 3,3% pada September 2015. Pertumbuhan penjualan melonjak menjadi 13% sebulan kemudian, ketika pemotongan pajak terakhir berlaku, menurut data Asosiasi Produsen Mobil China yang dikutip Bloomberg.

Jika proposal dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China disepakati, pajak pembelian mobil akan turun hingga ke tingkat yang diberlakukan dari Oktober 2015 hingga 2016. China menarik kembali pemotongan pajak meningkatkan pajak ini tahun, meningkatkan pajak penjualan menjadi 7,5% di 2018 dan 10% pada awal tahun ini.

"Ketika potongan pajak akan dihapus tahun lalu, ada banyak konsumen yang memajukan pembelian mereka agar tidak ketinggalan," kata Liu, seperti dikutip Bloomberg.

Pengurangan pajak yang diusulkan adalah pajak pembelian pada mobil dengan mesin tidak lebih besar dari 1.600 cc menjadi 5% dari 10%. Mobil kubikasi mesin tersebut menyumbang sekitar 70% dari total jumlah kendaraan penumpang yang terjual tahun lalu, menurut data asosiasi mobil China.

Saham Volkswagen yang menjual hanya di bawah 40% dari kendaraannya di China tahun lalu, melonjak sebanyak 6,9% di Frankfurt pada Senin, sedangkan BMW AG dan Daimler AG juga menguat. Adapun General Motors Co naik 5,1% di AS.

Di antara produsen mobil China, Great Wall Motor Co melonjak sebanyak 9,5% dan Geely Automobile Holdings Ltd naik sebanyak 7,2% di Hong Kong pada Selasa.

Produsen mobil semakin bergantung pada china setelah permintaan di pasar yang lebih matang menyempit, ditambah dengan pertumbuhan kelas menengah yang membuat China menjadi pasar terbesar untuk penjualan mobil.

Namun, peningkatan tarif perdagangan telah memangkas daya beli konsumen, penurunan ini diperparah oleh penghapusan potongan pajak sebelumnya secara bertahap.

Jika stimulus diumumkan dalam beberapa minggu mendatang, penjualan mobil di 2019 dapat direvisi lebih tinggi menjadi 2 juta hingga 2,5 juta unit, atau sebanyak 10%, ungkap analis Sanford C. Bernstein & Co. termasuk Robin Zhu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper