Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WWF Desak China Larang Perdagangan Tulang Harimau & Cula Badak

World Wildlife Fund (WWF) desak pemerintah China untuk melarang perdagangan domestik komoditas tulang harimau dan cula badak
Badak Hitam/thinglink.com
Badak Hitam/thinglink.com

Bisnis.com, JAKARTA – World Wildlife Fund (WWF) desak pemerintah China untuk melarang perdagangan domestik komoditas tulang harimau dan cula badak.

Pemerintah China pada Senin (29/10/2018) mengumumkan pelegalan perdagangan domestik untuk produk tulang harimau dan cula badak dari hewan peliharaan yang ditangkarkan rumah sakit. Pengumuman tersebut mendapat respon negatif dari organisasi WWF.

Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (29/10/2018), WWF mendesak pemerintah China untuk segera mengatur larangan perdagangan tersebut. WWF menilai sangat penting untuk melestarikan spesies ikonik tersebut mengingat keberadaannya yang terancam.

"Ini sangat memprihatinkan bahwa China telah membalikkan larangan [perdagangan] tulang harimau dan cula badak selama 25 tahun, mengizinkan perdagangan akan memiliki konsekuensi kehancuran secara global," ujar Margaret Kinnaird, WWF Wildlife Practice Leader, dalam keterangan resmi.

Perdagangan tulang harimau dan cula badak di China dinyatakan terlarang pada 1993. Di tahun itu pun kedua komoditas tersebut dihapus dari farmakope obat-obatan tradisional China. Pada 2010 World Chinese Medicine Societies mendesak anggota-anggotanya untuk tidak menggunakan kedua komoditas tersebut.

Langkah menarik larangan tersebut dinilai Kinnaird sebagai kemunduran dalam upaya perlindungan harimau dan badak di alam liar. Dia bahkan menilai keputusan tersebut bertentangan dengan langkah pemerintah China dalam menanggulangi perdagangan ilegal satwa liar dan penutupan pasar gading domestik.

WWF pun menyerukan agar pemerintah China menetapkan rencana dan jadwal jelas untuk menutup fasilitas penangkaran harimau yang bertujuan komersil. Peternakan harimau semacam itu dinilai WWF memiliki risiko tinggi terhadap konservasi harimau liar, karena memperumit penegakan hukum dan dapat meningkatkan permintaan pada produk harimau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper